bakabar.com, BANJARMASIN – Dalam kurun waktu 1 Januari hingga 11 Agustus 2019, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) mencapai 362 kasus dengan jumlah kawasan terbakar mencapai 847,11 hektar.
Dibandingkan dengan data Karhutla per 8 Agustus 2019, jumlah itu meningkat sebanyak 44 kasus atau sebesar 141,83 hektar.
Sebelumnya, dalam kurun waktu 1 Januari hingga 08 Agustus 2019, kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) hanya mencapai 318 kasus dengan jumlah kawasan terbakar 705,28 hektar.
“Dengan spesifikasi kawasan hutan terbakar sebesar 8,25 hektar atau sebanyak 3 kasus,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Wahyudin kepadabakabar.com, Selasa (13/8) pagi.
Sejauh ini, untuk jumlah keseluruhan kebakaran lahan di Kalsel sebanyak 359 kasus. Dengan kawasan terbakar mencapai 838,86 hektar.
Kabupaten Tanah Laut (Tala) masih menjadi daerah Karhutla terluas yakni mencapai 170,42 hektar dengan 106 kasus.
Disusul oleh kabupaten Tapin mencapai 159,5 hektar dan Banjarbaru seluas 94,43 hektar.
“Dengan jumlah titik hotspot api sebanyak 212 se-Kalsel. Paling tinggi berada di Tapin sebanyak 85 titik api. Disusul Hulu Sungai Selatan (HSS) sebanyak 40 titik dan Banjar sebanyak 26 titik,”tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap siaga melakukan pencegahan dan pemadaman. Bahkan, saat ini telah disebar seluruh personel gabungan di seratus titik pada 12 Kabupaten di Kalsel.
Bahkan, pihaknya telah menambah 100 personel dari Pemadam Kebakaran (Damkar) atau Badan Pemadam Kebakaran (BPK) masyarakat dalam pemadaman gabungan.
“Ya kita tetap siaga. Saat ini personel gabungan di seratus titik pada 12 kabupaten sudah bergerak untuk melakukan pencegahan dan pemadaman,” pungkasnya.
Baca Juga: Polres Banjarbaru Tingkatkan Patroli Pencegahan Karhutla
Baca Juga:Dandim 1022 Tanah Bumbu : Karhutla Terjadi Karena Faktor Manusia
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini