bakabar.com, BANJARBARU - Kabut asap tebal kembali menyelimuti Kota Banjarbaru. Tak hanya menyebabkan puluhan ribu warga menderita gangguan pernapasan, nyaris setiap hari penerbangan di Bandara Syamsudin Noor juga terdampak.
Pantauan bakabar.com di Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin pada Jumat (29/9), kabut asap tak pudar hingga pukul 09.30 Wita.
Warga Landasan Ulin Utara, Inna, menerangkan jika kabut asap masuk ke dalam rumahnya mulai Kamis (28) malam.
"Mulai malam, jam 11 an itu keciuman banget," katanya kepada bakabar.com.
Sebenarnya, lanjut Inna, hal serupa sudah sering terjadi selama kemarau. Namun jarang yang intensitasnya setinggi hari ini.
"Dulu pernah juga itu kabut banget sampai pagi, tapi jam 9-an itu udah hilang, yang hari ini sampai mau jam 10 masih kabut asap meskipun tipis tapi aromanya masih keciuman," ungkapnya.
Baca Juga: Breaking! Bocah Tenggelam di Sungai Aning Astambul Kabupaten Banjar Ditemukan Tewas
Baca Juga: Kasus ISPA Meningkat, Dinkes Banjarmasin Bagikan Puluhan Ribu Masker Bedah ke Sekolah
Sementara itu, Humas Bandara Internasional Syamsudin Noor Iwan Risdianto, menerangkan jika ada lima maskapai yang terlambat berangkat akibat kabut asap tebal pagi tadi.
Kelima maskapai itu antara lain, Cililink Air, Super Air Jet dan Lion Air dengan tujuan Jakarta. Kemudian, Wings Air tujuan Balikpapan dan Lion Air tujuan Surabaya. "Benar, kelima maskapai ini terlambat karena kabut asap," paparnya.
Seperti diketahui, karhutla masih saja terjadi di Ibu Kota Provinsi (IKP) Kalsel meski upaya pengairan sudah di lakukan pemerintah.
Dampaknya, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ikut bertambah.
Meminjam data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, di minggu ke-38 total pasien ISPA yang tercatat sebanyak 846 orang, sehingga sejak Januari 2023, kasus ISPA di Kota Idaman sudah mencapai 26.175 orang.
Kadinkes Banjarbaru, Juhai, mengatakan jumlah tersebut tidak menggambarkan kondisi kasus ISPA sebenarnya di Kota Banjarbaru. Sebab data itu diambil dari puskesmas saja dan tidak semua pengidap ISPA di Kota Banjarbaru ini berobat ke Puskesmas.
"Ada yang ke klinik, praktek dokter mandiri dan juga berobat sendiri pakai obat di warung. Di luar itu, kemungkinan besar bisa lebih banyak dari jumlah tersebut," ungkap Juhai.
Terakhir, ia mengakui tingginya kasus ISPA memang disebabkan oleh pekatnya kabut asap akibat karhutla yang semakin marak terjadi di Kota Banjarbaru.
"Karena itu kami mengimbau agar masyarakat bisa menjaga kesehatannya selama musim kemarau dengan mengurangi kegiatan dan selalu mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah, serta rutin mengonsumsi air putih dan makanan bergizi," imbaunya.
Terkait hal ini, dia berpesan agar masyarakat tak hanya memakai masker, tapi juga mengenakan kacamata. Sebab, kabut asap tidak hanya mengganggu jaringan pernapasan, tetapi juga bisa menyebabkan iritasi pada mata.