Kabar IKN

Daerah Penyangga Perlu Menopang Ketahanan Pangan di IKN

Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyebut demi menjaga ketahanan pangan di IKN, daerah penyangga seperti Kalimantan Timur (Kaltim) secara khusus dan seluruh Kal

Featured-Image
Arsip foto - Pengunjung berfoto saat mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (30/5/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyebut demi menjaga ketahanan pangan di IKN, daerah penyangga seperti Kalimantan Timur (Kaltim) secara khusus dan seluruh Kalimantan secara umum perlu dilibatkan.

Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Safitri menerangkan dukungan daerah penyangga tersebut perlu dilakukan. Sebab, tidak mungkin urusan ketahanan pangan hanya dipenuhi oleh areal sekitar 25 ribu hektare di IKN.

Karena itu, seluruh pemangku kepentingan perlu berperan dalam memperkuat ekosistem ketahanan pangan. Di antaranya yang sudah terbangun di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, hingga Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

Baca Juga: Penyelesaian Infrastruktur Dasar, PUPR Prioritaskan SDA IKN pada 2024

Dia menegaskan ketahanan pangan di IKN penting karena juga terkait dengan keamanan pangan, dimana nutrisi pangan harus dipastikan sebagai panganan sehat dan berkualitas.

"Panganan sehat dan berkualitas harus berasal dari pertanian yang tidak merusak lingkungan organik, serta menyediakan sumber pangan dan protein nabati alternatif," ujarnya seperti dilansir Antara, Selasa (11/7).

Selain itu, sumber pangan lokal juga harus digali dan dimanfaatkan. Sebab, Kaltim memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan sebagai sumber pangan lokal alternatif.

Baca Juga: Menangkan Tender, Waskita Bangun Jalan Kawasan Inti IKN Nusantara

Tak hanya itu, perbaikan kelembagaan petani juga penting untuk dilakukan. Sebab, selama ini hanya berbentuk badan usaha. Dengan begitu akan membentuk supply dan demand berdasarkan prinsip bisnis yang adil dan beretika.

Karena itu, pertanian perlu harus berfalsafah dengan memaksimalkan potensi sesuai kebutuhan. Termasuk di antaranya juga tidak memaksakan kehendak pada alam, supaya efisien dan tidak menimbulkan perasaan rakus pada alam.

"Petani adalah ujung tombak yang penting. Ibu dan bapak nanti akan menjadi petani ibu kota, karena itu pola pikirnya harus berubah," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner