bakabar.com, BANJARBARU – Pemakaman korban corona virus milik Pemkot Banjarmasin, di Gang PDI, Jalan Ahmad Yani Kilometer 22 Banjarbaru, kini kembali padat. Hal itu dikarenakan makin melonjaknya kasus Covid-19 di Banua.
“Padahal, dua bulan sebelumnya pemakaman penderita Covid-19 sudah mulai berkurang. Paling tiga jenazah sepekan. Tapi sekarang hampir setiap hari ada,” ujar seorang penjaga TPU, Sabirin, Sabtu (3/4).
Ia mengatakan, sekarang sudah ada sekitar 300 jenazah korban Covid-19 yang dimakamkan di sana. Semuanya berasal dari Banjarmasin.
“Semua jenazah datang dari rumah sakit di Banjarmasin,” imbuh Birin.
Saat ini alkah khusus Covid-19 berjarak sekitar 200 meter dari Makam Massal Jumat Kelabu 23 Mei 1997 itu sudah seperti kuburan massal.
Makam-makam tampak berderet padat, dengan tanah yang masih basah dan nisan seragam putih.
Penjaga makam lainnya, Samuji mengungkap harapannya agar virus Corona dapat segera diatasi. Supaya lonjakan korban meninggal dunia tidak terjadi.
“Jangan sampai seperti Mei tahun lalu, jenazah yang datang bisa lebih dari lima dalam sehari. Bahkan, Kami menguburnya hingga malam baru selesai,” timpal dia.
Saking banyaknya jenazah yang datang kata Samuji, waktu itu mereka sampai harus menahan lapar lantaran tidak sempat makan.
“Bagaimana mau keluar mencari makan. Baru selesai mengubur, datang lagi jenazah, dan harus segera dikuburkan, karena ini korban Covid-19 tak bisa lama-lama dibiarkan,” katanya.
Di TPU (tempat pemakaman umum), Samuji dan Sabirin bertugas hanya berdua. Mereka menggali tanah dan mengubur jenazah korban virus corona sesuai protokol Covid-19.
“Kami wajib pakai APD lengkap yang sekali pakai,” kata Samuji.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel M Muslim pada bakabar.com, menanjaknya kasus Covid-19 di Banua lantaran saat ini pemerintah sedang menggencarkan tracing dan testing.
“Dalam beberapa minggu ini memang ada kenaikan kasus, dibandingkan minggu-minggu sebelumnya. Tapi itu hasil dari tracing,” ujar Kadisnkes Kalsel.
Dia mengungkapkan, tracing dilakukan dengan cara melakukan testing terhadap masyarakat yang kontak erat dengan pasien Covid-19.
“Testing pertama kita lakukan dengan Rapid Test Antigen, kalau ada yang positif maka jadi suspek. Setelah itu diswab,” tambahnya.
Selain gencarnya tracing dan testing, dia tak menampik jika kegiatan di masyarakat dengan mengumpulkan banyak orang juga menjadi pemicu meningkatnya kasus Covid-19 di Banua.
“Iya, ini harus dievaluasi terkait dengan kegiatan masyarakat. Ada tiga hal yang harus dicermati. Yakni seperti yang tertera dalam prokes,” tandas Muslim.