bakabar.com, BANJARMASIN – Memasuki akhir tahun, potensi La Nina membuat Pemerintah Provinsi Kalsel was-was.
Imbas fenomena turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik itu, sejumlah wilayah Kalsel dihantui banjir.
Dinas Sosial (Dinsos) Kalsel mulai siaga. Pelbagai upaya dilakukan. Mulai dari menyiagakan kampung siaga bencana hingga taruna siaga bencana (tagana).
"La Nina yang diperkirakan akan datang mulai September sampai Januari 2022 nanti. Tapi kita berharap itu tidak terjadi," ungkap Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Dinsos Kalsel, Achmadi kepada apahabar, Jumat (10/9).
Berkaca pada kasus banjir awal 2021 lalu, Pemprov Kalsel cukup kewalahan. Terlebih, besarnya banjir di luar dugaan.
"Pada prinsipnya kini kita sudah siap," ujarnya.
Selain itu, buffer stock bantuan juga telah disiapkan. Bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp1,5 miliar sudah tiba ditambah Rp550 juta yang berasal dari APBD perubahan Kalsel.
Sebagai pengingat, 39 ribu warga di Kalsel terpaksa mengungsi akibat banjir merendam 24.379 rumah, awal Januari 2021 silam.
Citra satelit radar menunjukkan luas wilayah yang tergenang mencapai 164.090 hektare.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menaksir nilai kerugian mencapai 1,3 triliun.
Tak hanya materiil, banjir terparah dalam dalam 50 tahun terakhir itu telah merenggut 15 korban jiwa.