bakabar.com, BARABAI – Ada yang menarik saat TP PKK Hulu Sungai Tengah (HST) menggelar praktik memasak.
Kehadiran sosok Chef Agus Gazali Rahman atau dikenal sebagai Runner Up Master Chef Musim Pertama, Agus Sasirangan membuat ibu-ibu semakin berinovasi dalam memasak. Terutama yang berbahan dasar ikan dan pangan lokal.
Unjuk kebolehan Agus Sasirangan ini dibuktikan dengan 3 menu berbeda. Ada untuk menu balita, keluarga dan kudapan.
“Resep pertama Labu Cendol Murakata, kedua Rolled Patin Jalukap dan terakhir resep kudapan dengan nama Batu Benawa,” kata Ketua TP PKK HST, Cheri Bayuni Budjang Aulia Oktafiandi, Selasa (24/8).
Cheri bilang, praktik yang ditampilkan Agus diharapkan mampu membuat inovasi-inovasi baru. Terlebih dalam memanfaatkan pangan lokal sebagai bahan dasarnya.
“Semoga hasilnya menjadi sebuah menu dan hidangan yang dapat menggugah selera masyarakat dan semakin mencintai produk pangan lokal banua kita,” harap Cheri.
Sebelumnya , Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan bekerjasama dengan TP PKK HST menggelar Praktik Keterampilan Inovasi Masak Berbahan Dasar Ikan dan Pangan Lokal.
Agenda ini dilaksanakan di Pendopo Bupati HST dengan menghadirkan Chef ternama di Kalsel, Agus Sasirangan, Senin (23/8).
Cheri dalam sambutannya menyebutkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan itu untuk meningkatkan keterampilan memasak para peserta anggota PKK. Mereka dilatih dan dipersiapkan untuk mengikuti Lomba Inovasi Masak Berbahan Dasar Tingkat Propinsi Kalsel ke depannya.
Selain itu, dengan menu-menu yang telah diberikan Agus dapat memperkenalkan keanekaragaman masakan berbahan baku ikan dan pangan lokal kepada masyarakat.
“Iovasi menu masakan pangan lokal, menyebarluaskan informasi tentang ikan, olahan masakan berbahan baku ikan, kandungan gizi serta manfaat gizi ikan bagi kesehatan dan kecerdasan,” terang Cheri.
Sebagai suatu kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan masyarakat, ketersediaan pangan belum tentu dapat menjamin terhindarnya penduduk dari masalah pangan dan gizi.
Selain ketersediaannya, perlu diperhatikan aspek pola konsumsi rumah tangga atau keseimbangan kontribusi jenis pangan yang di konsumsi. Tujuannya agar memenuhi standar gizi yang dianjurkan.
Dengan letak geografis dan potensi pertanian dan perikanan yang besar di HST, pemerintah dan masyarakat mampu memanfaatkan kondisinya. Salah satunya dengan memanfaatkan pangan lokal dan ikan untuk dijadikan berbagai variasi menu yang sehat tanpa mengurangi nilai gizinya.
“Hal ini untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan terhadap menu makanan yang sudah ada, sehingga dapat menumbuhkembangkan kreatifitas bagi kita semua,” tutup Cheri.