bakabar.com, BANJARMASIN – Bukan nama sebenarnya, Yolanda wanita kupu kupu malam asal Kota Banjarmasin ingin segera mengubah hidupnya 180 derajat. Dari wanita penghibur menjadi istri sah seorang suami.
"Kalau laki-lakinya mampu oke aja," ucapnya sembari menutupi wajahnya.
Remaja 18 tahun tersebut adalah satu dari puluhan terduga pekerja seks komersial (PSK) yang terjaring operasi penyakit masyarakat (pekat) pada Jumat (9/4) dini hari.
Dengan sedikit malu-malu, Yolanda menyinggung tipe laki laki idamannya saat mengobrol ringan dengan media ini. Menurutnya, pasangan seumur hidup ideal tidak mesti berwajah ganteng. Apalagi yang hanya bermodalkan kekayaan dari keluarga.
"Asal bisa menjamin," tegasnya.
Namun pikiran positif tersebut sering kali hilang saat dirinya ingin mencari uang. Tak memiliki pekerjaan, memaksa Yolanda masih bergelut di bisnis esek-esek tersebut.
Terjaring Ngamar, Remaja di Banjarmasin Berdalih COD Tas di Hotel
Kenapa tidak? Pandemi Covid-19 membuatnya kepayahan menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Angin segar bantuan langsung tunai dari pemerintah hanya menjadi selentingan kabar positif baginya.Selama pandemi, tiga laki laki hidung belang bisa dilayaninya dalam sehari.
“Ya kejar target, biasa dalam sehari hanya satu pria,” ujarnya.
Yolanda biasa beroperasi di satu hotel saja. Praktis ada royalti untuk tempat penginapan tersebut. Tarif biasa untuk menyewa Yolanda berkisar Rp300 ribu. Rp100 ribu dari uang pelanggan tersebut dipotong untuk pihak hotel.
Namun begitu dirinya pernah mendapatkan tawaran hingga Rp2 juta untuk satu malam. Menginapnya pun tak sembarangan. Lokasi yang dipilih pelanggan umumnya adalah hotel berbintang di ibu kota Kalsel.
"Di-booking ke hotel lain. Tapi tidak bisa ke luar daerah jauh pada itu," tuturnya.
Pahit manis menjadi PSK sudah dialami Yolanda. Termasuk ketika menjadi korban pembegalan saat menunggu pria hidung belang di pasar. Kala itu, dua laki-laki tak dikenal datang merampas handphone yang baru saja dibelinya.
Satpol PP dan Damkar Kota Banjarmasin sebelumnya menjaring sejumlah terduga pekerja seks komersial (PSK), Jumat dini hari (9/4).
Ironisnya, kebanyakan di antara mereka adalah anak di bawah umur. Mereka yang dominan wanita itu lantas digiring petugas ke Balai Kota Banjarmasin guna pendataan.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Beragam dalih keluar dari mulut tiga anak di bawah umur yang ikut terjaring razia saat asyik ngamar di hotel kelas melati kawasan Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah.
Berdasar alibi RM, mereka menginap di dalam satu kamar hotel untuk menunggu barang pesanan berupa tas. Barang tersebut dibeli dengan metode bayar di tempat atau cash on delivery
"Mau beli tas COD tapi ketemu di hotel. Harga tas Rp150 ribu," ujarnya.
Di samping itu, RM sengaja memilih lokasi temu dengan penjual tas tersebut di sebuah hotel. Hotel ini sering menjadi tempatnya beristirahat.Alasannya lantaran sudah kenal dengan pemilik hotel tersebut.
"Sudah empat kali kita menginap. Biasanya di lantai 3 karena harga setiap lantai beda beda kan," pungkasnya.
Adapun ke tiga anak di bawah umur tersebut merupakan teman sebaya. Pengakuan RM bahwa membeli barang tersebut juga untuk sang pujaan hatinya FN. Sedangkan BL dari pengakuan RM merupakan sang adik angkat.
Mereka sempat bersenang senang, sebelum petugas Satpol PP membuka pintu kamar hotel mereka.
"Memang mau menginap sama mereka," pungkasnya.
Plt Kepala Satpol PP dan Damkar Banjarmasin, Ahmad Muzaiyin bilang pihaknya bergerak atas aduan masyarakat. Menyasar jalan raya, taman hingga kawasan hotel.
"Ada ditemukan PSK dan di hotel tadi ada beberapa pasangan yang tidak bisa menunjukkan identitas perkawinannya," ujarnya.
Mirisnya, dalam satu kamar didapati petugas 4 hingga 7 orang anak di bawah umur. Hotel mereka berkumpul bahkan hanya berjarak selemparan batu dari Pemkot atau Balai Kota Banjarmasin.
"Kalau PSK ada yang merupakan pemain lama. Pasangan muda rata rata yang baru," tuturnya.
Kendati demikian, pihaknya hanya melakukan pembinaan supaya mereka tidak mengulang perbuatannya.
Adapun seluruh muda-mudi yang terjaring akan dibawa ke Rumah Singgah milik Dinas Sosial Banjarmasin.
"Kita beri pembinaan supaya mereka tidak mengulangi tindakan seperti ini," ucapnya.
Duh, Muda-Mudi Kumpul Kebo di Hotel Tak Jauh dari Pemkot Banjarmasin