Kalsel

Cerita Paskibraka Banjarmasin, Waswas Saat Ambil Bendera dari Wali Kota

apahabar.com, BANJARMASIN – Perasaan Adam Zikrian Allu Gusti (17) tetap campur aduk sekalipun sudah pernah menjadi…

Featured-Image
Adam Zikrian Allu Gusti, bersama Alfeus Kia Maycho Nugroho, dan Muhammad Arsyad, didaulat menjadi pengibar sang saka merah putih dalam upacara perayaan HUT ke-75 RI di Pemkot Banjarmasin. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Perasaan Adam Zikrian Allu Gusti (17) tetap campur aduk sekalipun sudah pernah menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Tak seperti biasanya, pagi tadi ia berangkat lebih awal dari kediamannya di Jalan Ahmad Yani menuju Balai Kota Banjarmasin, Senin (17/8).

Ia terpilih menjadi salah satu Paskibraka di HUT Ke-75 RI. Siswa Kelas XI SMAN 7 Banjarmasin ini satu di antara tiga orang lain yang memegang bendera merah putih.

Meski kali kedua menjadi Paskibraka, detik-detik pengibaran bendera kali ini agak berbeda karena pandemi Covid-19.

Namun begitu, Adam tetap tenang. Kepercayaan yang diberikan untuk ambil bagian dalam upacara perayaan hari kemerdekaan kali ini ia bayar tuntas.

“Yang pasti saya senang dan bisa menjadi anggota Paskibraka. Pastinya saya merasa bangga sekali,” ujar Adam ditemui bakabar.com.

Di satu sisi, Adam mengaku cukup waswas saat momen pengambilan sang saka merah putih dari tangan Ibnu Sina, yang didaulat menjadi inspektur upacara.

Tak cuma itu, ia juga sedikit gugup ketika mengibarkan bendera pusaka di hadapan banyak orang. Terutama tamu undangan yang notabene adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan Polri.

Hiruk pikuk waktu latihan yang terlalu sedikit merupakan alasan kuat kegelisahannya timbul. Pandemi Covid-19 memaksakan durasi latihan hanya sebulan.

"Untung saat pelaksanaan sempat relaks sehingga kita tidak melakukan kesalahan," ucapnya.

Meski durasi latihan pra-pengibaran terpangkas, dirinya dan dua rekannya memilih untuk memaksimalkan persiapan akhir sebelum pengibaran benar-benar dilakukan.

Dari pengecekan tali, bendera pusaka hingga pakaian yang digunakan. Hal itu wajib dilakukan semua anggota Paskibraka. Sesuai instruksi dari komandan serta pelatih.

"Alhamdulillah lega kita saat melihat bendera berkibar," ucap anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Dengan begitu, rasa gelisah yang sebelumnya dirasakan Adam sekejap berubah menjadi bangga.

Terlebih, kedua orang tua dan saudara tertua Adam hadir untuk menyaksikan dari kursi tamu undangan.

"Pengalaman ini juga membanggakan orang tua karena umurnya sudah lumayan tua," pungkasnya.

Sebagai pengibar bendera pusaka, Adam tidak sendiri. Dia didampingi dua rekannya yang berbeda sekolah.

Keduanya adalah Alfeus Kia Maycho Nugroho asal SMA Fraten Don Bosco, dan Muhammad Arsyad, SMKN 1 Banjarmasin.

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner