Tak Berkategori

Ceramah Maulid di Banjarmasin, Abu Zein Fardany Tekankan Mutabaah Batiniah

apahabar.com, BANJARMASIN – Mutabaah batiniah (mengikuti akhlak batin Rasulullah SAW) menjadi fokus pembicaraan Abu Zein Fardany…

Featured-Image
Jemaah peringatan maulid di Mushalla Al Falah Komplek Wildan, Banjarmasin menyimak ceramah yang disampaikan Ustadz Khairullah Zain. Foto-istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Mutabaah batiniah (mengikuti akhlak batin Rasulullah SAW) menjadi fokus pembicaraan Abu Zein Fardany saat memberikan ceramah di Mushalla Al Falah, Komplek Wildan, Banjarmasin pada Senin (28/10) malam. Menurut Ustadz bernama asli Khairullah Zain itu, mutabaah batin ini sangat penting dilakukan di samping mengikuti akhlak lahiriah saja.

Diantara akhlak Nabi, kata Ustadz Khairullah, adalah bersifat kasih sayang kepada semesta alam atau yang diistilahkan dengan rahmatan lil ‘aalamin.

“Rasulullah shallallahu ‘alaih wa aalih wa sallam sangat menginginkan semua manusia masuk surga,” kata alumni Ma’had ‘Aly Darussalam- Martapura ini

Ustadz yang aktif di LDNU Kabupaten Banjar ini menceritakan jawaban tegas Nabi ketika diminta melaknat orang musyrik.

“Aku tidak diutus untuk melaknat. Aku hanya diutus sebagai rahmat," katanya sambil membacakan hadits riwayat Imam Muslim.

Negasi Rasulullah Saw tersebut senada dengan Firman Allah SWT dalam Surah Al-Anbiyaa ayat 107: Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.

“Karena itulah guru-guru kita, terutama Abah Guru Sekumpul, menekankan agar kita selalu mendoakan semoga Allah mengampuni ummat Nabi Muhammad, mengasihi ummat Nabi Muhammad, menutupi aib ummat Nabi Muhammad, dan menambal kekurangan ummat Nabi Muhammad,” katanya sambil menceritakan doa dari Syekh Samman Al Madani yang dianjurkan untuk diamalkan oleh Abah Guru Sekumpul.

Ustadz Khairullah menyarankan, doa tersebut jangan hanya dibaca saja, tapi juga diamalkan isinya. Pengamalan itulah yang namanya mutabaah batiniah, yaitu mengikuti akhlak batin Nabi.

“Bila mengamalkan membaca doanya saja bisa dimasukkan dalam martabat wali qutb, sebagaimana kata Syekh Samman Al-Madani, maka apalagi bila mampu mengamalkan isinya,” katanya.

"Kita ini kadang orang tidak membayar hutang saja sudah dilaknat, padahal semestinya kita doakan, semoga Allah menolongnya agar mampu melunasi hutang-hutangnya," sambung Ustadz Khairullah sambil menyitir doa Habib Ali Al-Habsyi di akhir maulid Simtudh Dhuror yang berbunyi “Allahumaqdhi daynal madiiniin”.

“Habib Ali secara tidak langsung dalam doa maulid susunannya mengajarkan kita untuk mengasihi orang-orang yang terhutang dengan mendoakan semoga mereka mampu melunasinya. Sementara kita kadang baru orang terhutang rokok saja sudah dilaknat,” katanya.

Prinsip-prinsip kasih sayang inilah warisan dari guru-guru kita yang mereka ambil dari gurunya dan terus menyambung hingga ke Rasulullah SAW.

Menyentil fenomena revolusi industri 4.0, ustadz yang sering menulis di media ini memperingatkan bahaya arus informasi terhadap pola pikir pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah.

“Serangan orang-orang terhadap pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah tidak lagi sebatas menuduh bid’ah peringatan maulid, haulan, tahlilan, dan semacamnya, tapi lebih gencar ke pemikiran dan prinsip,” ungkapnya.

Serangan tuduhan bid’ah sudah tidak laku lagi. Makin tahun makin banyak orang memperingati haul dan menghadirinya. Makin bertambah orang membaca maulid. Hampir di setiap kampung ada grup maulid. Karenanya mereka saat ini berupaya mengeluarkan masyarakat dari Ahlussunnah Waljama’ah melalui cara berpikir dan berprinsip dengan postingan-postingan di media sosial.

“Kita kadang tanpa sadar terbawa arus pemikiran mereka. Meski amaliah kita sesuai Ahlussunnah Wal Jama’ah, namun sikap batin kita kadang keluar dari prinsip-prinsip dan akhlak Ahlussunnah Waljama’ah,” katanya.

Melalui postingan di media sosial, umat Islam diajak melaknat sesama muslim hanya gara-gara beda pilihan politik. Padahal Nabi Muhammad terhadap orang musyrik saja tidak mau melaknat. Sementara pribadi Nabi adalah uswatun hasanah atau teladan yang baik.

Di akhir ceramah, Ustadz mengajak jamaah agar tidak bosan-bosannya mendoakan kebaikan untuk kaum muslimin.

Materi Mutabaah Batin yang disampaikan Ustadz Khairullah tersebut mencerahkan pemikiran jemaah peringatan hari besar Islam di Mushalla Al Falah, Komplek Wildan.

"Di antara jemaah, ada yang bertanya: dapat di mana gurunya?" ujar salah satu Panitia Pelaksana, Muhammad Ichwan.

Sebenarnya, kata Ichwan, dirinya pun baru pertama kali bertemu dengan ustadz tersebut. Sebelumnya hanya melihat dari tulisan postingan-postingan beliau di media sosial (facebook).

"Setelah mendengar ceramah Abah Guru Sekumpul, Abah Guru Zuhdi, rasanya kok apa yang disampaikan Guru Khairullah cocok dengan penjelasan-penjelasan guru-guru kita. Bedanya, Guru Khairullah menyalurkan pemikiran beliau dalam bentuk tulisan yang nyaman dibaca," jelasnya.

Karena itulah, sambungnya, pihaknya mengundang Ustadz Khairullah untuk menjadi penceramah di peringatan maulid Nabi di mushalla mereka.

"Dan isi penyampaian beliau mengena. Yakni mengenai pentingnya mutabaah batin. Terkadang kita hanya beramaliyah Aswaja, tapi lepas pada mutabaah batin ini," terang Ichwan.

Ichwan mengungkapkan, respon jemaah yang hadir pun bagus. Sebab, ceramah beliau berisi dan kaya dengan referensi.

Baca Juga: Tuan Guru Bajang Besok Maulidan di Batulicin

Baca Juga:Tuan Guru Bajang akan Hadiri Maulid di Batulicin Kalsel

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner