News

Cegah Kanker Serviks, Dokter: Anak Usia 9-14 Jangan Lupa Vaksin HPV

Kanker serviks salah satu penyakit mematikan bagi perempuan di Indonesia. Namun, bukan berarti tidak dapat dicegah.

Featured-Image
Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi dini pengidap kanker serviks di Kotabaru. Foto-dok

bakabar.com, JAKARTA - Kanker serviks salah satu penyakit mematikan bagi perempuan di Indonesia. Namun, bukan berarti tidak dapat dicegah.

Mencegah kanker serviks bisa dilakukan sejak dini. Yakni melalui pemberian vaksin Human Papillomavirus atau HPV sejak usia 9-14 tahun.

Dokter spesialis anak dr. Annisa Nur Aini Sp.A mengatakan anak usia tersebut harus divaksin HPV demi mencegah terjadinya kanker serviks di kemudian hari.

Hal itu diungkapkannya dalam sebuah diskusi Serba Serbi Menjaga Kesehatan Reproduksi Si Kecil, secara daring, Selasa (1/11/2022)/

"Anak perempuan yang usia sembilan sampai 14 tahun jangan lupa untuk melakukan vaksinasi HPV atau Human Papillomavirus karena satu-satunya kanker yang bisa dicegah melalui vaksinasi yaitu kanker serviks. Jadi harus dilengkapi vaksinasinya," ucapnya dikutip dari Antara, Selasa malam.

Selain vaksin HPV, kata dia, menjaga kesehatan reproduksi sejak dini sangat penting diajarkan pada anak laki-laki maupun perempuan karena berhubungan juga dengan organ intimnya sampai dewasa nanti.

"Kesehatan reproduksi itu luas sekali meliputi empat faktor yang besar yaitu organ itu sendiri atau secara fisik dan biologis, kemudian secara fungsinya, secara sosial emosional karena berhubungan dengan masa peralihan remaja menjadi dewasa, dan pada fungsi sosialnya," ucap Annisa.

Baca Juga: 43 Perempuan Kalsel Tercatat Idap Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi Kedua di Tanah Air

Annisa mengatakan menjaga kebersihan area genital sangat penting untuk mencegah infeksi, dan ini bisa diajarkan ketika anak sudah mulai belajar berkemih di toilet atau toilet training.

"Kalau anak perempuan usahakan daerah vagina dan sekelilingnya harus bersih, arah membersihkannya harus benar dari depan ke belakang jangan terbalik. Bagaimana cara pipis yang benar dari awal toilet training sudah mulai diberitahukan," ucapnya.

Menurut dia, yang harus diperhatikan orang tua adalah mulai mengajarkan kepada anak jika ada perbedaan toilet laki-laki dan perempuan dengan pendampingan kedua orang tua, sehingga anak tahu ada area-area privasi pada tubuhnya yang hanya boleh disentuh diri sendiri.

"Laki-laki ke toiletnya sama papanya, anak perempuan toiletnya sama mamanya. Baru nanti kemudian diajarkan lebih besar bahwa laki-laki dan perempuan gender yang berbeda," ucapnya.

Ia mengatakan, sama seperti organ tubuh lainnya, organ reproduksi juga perlu dijaga kesehatannya dengan mengonsumsi makanan bernutrisi yang seimbang dan bervariasi.

"Pastinya untuk menjaga organ tubuh kita salah satunya organ reproduksi, makanannya harus bervariasi dan seimbang. Kalau anak nol sampai dua tahun harus terpenuhi karbohidrat, protein hewan, dan lemak," ucap dokter yang juga praktik di RSIA SamMarie Basra ini.

Menurut dia, nutrisi tidak hanya didapat dari makronutrien yang terdiri atas karbohidrat dan protein hewani, namun vitamin dan mineral seperti zinc, magnesium, zat besi sangat penting untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.

"Kebutuhannya disesuaikan dengan usia masing-masing anak. Yang penting bervariasi dan seimbang," tandasnya.

Baca Juga: Waspada Kanker Serviks, Ratusan Warga Kotabaru Diperiksa

Editor


Komentar
Banner
Banner