bakabar.com, MARTAPURA – Mencegah penyakit pascabanjir, Puskesmas Pengaron mulai mengambil sampel air sumur yang tersebar di 8 desa.
Salah satu penyakit yang diwaspadai adalah diare. Hal itu dimungkingkan terjadi, mengingat banjir dipastikan merusak kualitas air sumur yang biasa digunakan warga.
“Melalui Bidang Kesehatan Lingkungan, kami sudah turun ke lapangan sejak banjir mulai surut,” papar Kepala Puskesmas Pengaron, Mustika Murni, Kamis (28/1).
“Juga diambil beberapa sampel dari sumur warga, serta memberikan sosialisasi tentang penyakit yang sering menyerang pascabanjir seperti diare,” tambahnya.
Setelah dilakukan pengambilam sampel, warga juga dianjurkan menguras sumur-sumur yang terdampak luapan Sungai Riam Kiwa.
“Alhamdulillah masyarakat tanggap menghadapi pascabanjir, karena sumur-sumur sudah dikuras untuk menghindari sebaran penyakit,” jelas Mustika.
“Sekarang dalam tindakan pascabanjir, kami memprioritaskan penanganan sekitar 123 bayi dan balita, serta ibu hamil dan menyusui. Disediakan bantuan biskuit dan susu ibu hamil,” tutur Mustika.
Sebelumnya Puskesmas Pengaron membuka posko kesehatan sejak 11 Januari, atau ketika banjir mulai melanda.
Bahkan ketika jembatan di Jalan Ahmad Yani Kilometer 55 terputus dan membuat akses ke Pengaron terkendala, mereka tetap berusaha maksimal.
“Kami menyeberang menggunakan perahu karet untuk memasok obat-obatan dan keperluan balita,” pungkas Mustika.