Wisata Magelang

Candi Selogriyo Magelang, Indah dan Penuh Kisah Mistis dari Abad ke-9

Candi Selogriyo peninggalan sejarah yang dibangun pada abad ke-9,

Featured-Image
Candi Selogriyo Magelang (Apahabar.com/Arimbi)

bakabar.com, MAGELANG - Magelang adalah kawasan yang memiliki banyak peninggalan candi. Beberapa candi yang sudah terkenal di Indonesia maupun mancanegara adalah Borobudur, Pawon, dan Mendut.

Tak hanya sederet candi tersebut, di Magelang juga terdapat candi tersembunyi yang indah dan memiliki daya tarik.

Candi tersebut bernama Selogriyo, peninggalan sejarah yang dibangun pada abad ke-9, atau pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno.

Peninggalan sejarah bercorak Hindu itu terletak di Dukuh Campurejo, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Windusari, Kabupaaten Magelang. 

Tepatnya, Candi Selogriyo berada di puncak Bukit Giyanti di lereng Gunung Sumbing. Candi Hindu ini juga pernah diterjang longsor.

"Candi Selogriyo pertama kali ditemukan Residen Hartmanpada pada 1835," kata Parwoto (35), warga setempat yang turut merawat lokasi tersebut.

Setelah ditemukan, Candi Selogriyo baru dipugar dan dibersihkan pemerintah dibantu masyarakat pertama kali pada 1955-1957.

Namun sayang, pada 31 Desember 1998, Candi Selogriyo runtuh dan mengalami kerusakan hampir 80 persen akibat tanah longsor.

"Tapi setelah rusak, Candi Selogriyo kembali dipugar kembali pada 2000 hingga 2005," ujarnya menjelaskan.

Seiring berjalannya waktu, keindahan Candi Selogriyo semakin membawa daya tarik bagi masyarakat hingga menjadi tempat wisata sejarah.

Terlebih, candi ini juga memiliki empat arca dengan bentuk unik yakni Agastya, Durga Mahisasuramardhini, Ganesha, Nandiswara, dan Mahakala.

Keunikan lainnya yakni terdapat beberapa kearifan lokal tentang Candi Selogriyo yang beredar di masyarakat.

Misalnya, mata air di Candi Selogriyo yang diyakini bisa membuat siapa saja yang membasuh wajah di sana menjadi awet muda.

"Menurut cerita tutur masyarakat, akan lebih manjur atau mustajab jika membasuh wajah di sana antara 1-10 Muharam," jelasnya.

Candi Selogriyo Magelang (Apahabar.com/Arimbi)
Candi Selogriyo Magelang (Apahabar.com/Arimbi)

Kisah Mistis di Candi Selogriyo

Cerita tutur lainnya yakni ada suara gamelan yang kadang didengarkan oleh masyarakat sekitar. 

"Masyarakat jaman dulu yakin ada suara tabuhan gamelan pada batu-batu yang di mengelilingi candi pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon," katanya.

Kisah lain yang beredar yakni adanya larangan berteriak, berbicara atau tertawa keras-keras saat berada di daerah Candi Selogriyo.

"Kalau tertawa atau bersuara keras-keras si sinibisa sakit perut, jadi sebaiknya hening dan menikmati pemandangan saja." katanya.

Masyarakat juga menyebut, jika ada pengunjung yang mencuri atau membawa pulang apapun yang ada di Candi Selogriyo, bisa mengami kesurupan.

Bila ingin melihat keindahan Candi Selogriyo, pengunjung bisa datang setiap hari dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000.

Pengunjung bisa berkunjung menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, kemudian diparkirkan di dekat Candi Selogriyo.

Sebab, tidak ada kendaraan umum yang melintas di kawasan Candi Selogriyo tersebut.

"Semoga keasrian, keaslian dan keindahan Candi Selogriyo ini tetap terjaga setiap harinya," pungkas Parwoto.

Editor
Komentar
Banner
Banner