Peristiwa & Hukum

Caleg PKS di Banjarmasin Ditebas, Benarkah Gegara Perolehan Suara?

Muhammad Syafe'i (54), caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Banjarmasin, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan pelaku berinisial AZ

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Muhammad Syafe'i (54), caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Banjarmasin, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan pelaku berinisial AZ, yang tak lain adalah tetangganya. 

Peristiwa tersebut terjadi tak jauh dari rumah korban, Jalan Tunas Baru RT 66 Banjarmasin Tengah, Minggu (18/2) sekitar pukul 21.00 Wita. 

Malam itu, korban baru saja membeli sembako di salah satu warung di sana. Saat berjalan pulang, ia rupanya diadang oleh pelaku.

Pelaku yang membawa senjata tajam langsung menyerang korban. Tiga mata luka bersarang di tubuh Syafe'i. Antaranya di leher kiri, perut sebelah kiri, dan tangan kanan.

Pasca kejadian itu, pelaku langsung melarikan diri. Sedangkan korban dilarikan ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Salah satu warga, Hosniyati (54) mengaku kaget saat mendengar kejadian itu. 

Dikatakannya, korban dan pelaku punya jarak rumah yang sangat dekat. "Rumah terduga pelaku berada di depan gang," bebernya.

Motif penyerangan ini masih suram, namun ada dugaan kalau AZ, yang merupakan saksi dari partai lain, merasa iri dengan Syafe'i yang mendulang banyak suara di sejumlah TPS di lingkungan tempat tinggalnya itu.

Hal tersebut diutarakan istri korban, Noor Zakiah (49), Senin (19/2). Menurutnya, sebelum kejadian, pelaku telah lama menjaga suaminya itu.

"Ditunggu sejak habis Magrib. Ada yang melihat, pelaku minum-minum sebelumnya. Saat bapak ke luar, dia langsung serang," ujarnya.

Pelaku , kata Zakiah, adalah orang yang sering bikin onar di lingkungan itu. Dia tak punya kerjaan tetap. Sebelum kejadian ini, pelaku dengan keluarga korban memang pernah terlibat masalah. 

"Bapak adalah ketua RT sebelum jadi caleg. Setelah itu berhenti. Selanjutnya saya mencalonkan diri, yang kandidat lawannya adalah teman pelaku. Dari situ pelaku marah, karena yang terpilih jadi RT adalah saya," bebernya.

Belakangan, ujarnya, pelaku menjadi tim sukses dari calon partai lain. Suara calon yang didukung AZ, ternyata tak terdongkrak.

"Dia (pelaku) ikut tim partai lain. Orang yang didukung pelaku perolehan suaranya sedikit. Sementara suami saya dapat 150an suara," tuturnya.

Kapolresta Banjarmasin, Sabana Atmojo bersama Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Eka Saprianto mendatangi rumah keluarga pelaku AZ. Foto: bakabar.com/Riyad.
Kapolresta Banjarmasin, Sabana Atmojo bersama Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Eka Saprianto mendatangi rumah keluarga pelaku AZ. Foto: bakabar.com/Riyad.

Namun dugaan itu tak langsung dibenarkan oleh Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana Atmojo.

"Jangan menduga-duga," katanya.

Ia melanjutkan, kejadian ini bisa saja hanya dipicu oleh rasa ketersinggungan antara pelaku dengan korban.

"Motif sebenarnya belum bisa disimpulkan," tekannya.

Meski tak membenarkan, Sabana sempat menyampaikan pesan agar publik mencegah kekerasan dalam konteks politik.

"Jangan mencontoh kejadian ini, jadikan pemilu ini yang aman, damai, dan sejuk. Seperti yang sudah dikonsep sejak awal, tidak perlu terpecah belah semuanya Bhineka Tunggal Ika,” imbuhnya.

Terlepas itu, yang terpenting saat ini, kata dia, adalah kesembuhan korban dan penangkapan pelaku. "Kita sudah datangi rumah keluarganya. Diminta untuk menyerahkan diri saja," sergahnya.

Sementara itu, Ketua PKS Kota Banjarmasin, Mathari mengaku sudah mendengar kabar tersebut. 

Ia pun turut prihatin dan berbelasungkawa dengan peristiwa yang menimpa salah satu caleg dari partainya. 

Berhubung kondisinya masih dalam perawatan medis, ia belum bisa berbicara banyak mengenai penyebab penganiayaan tersebut. 

“Penyebabnya belum tahu. Walaupun ada yang bilang karena perolehan suara,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner