Polemik Cak Imin

Cak Imin Tampil di Tanah Laut, Sukamta Terancam?

Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Sukamta disebut-sebut terancam jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tampil di Tanah Laut.

Featured-Image
Arsip foto - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dalam diskusi Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) di Jakarta, Jumat (5/8/2022). Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Bupati Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Sukamta dalam posisi terancam jika Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tampil membuka MTQ Internasional 2023. Benarkah? 

Kembali dihubungi bakabar.com, orang nomor satu di Bumi Tuntung Pandang itu membantahnya mentah-mentah. 

"Gak ada saya menyatakan terancam, dan memang tidak ada yang mengancam," jelas Sukamta dihubungi bakabar.com, Jumat (8/9).

Lebih jauh, Sukamta enggan menanggapinya. Karena ia anggap alasan tersebut kurang berdasar.

"Yang saya katakan kalau Cak Imin yang membuka maka akan memunculkan masalah bagi saya sebagai bupati," jelas Sukamta.

MTQ merupakan fesival keagamaan skala nasional. Bukan sekadar lomba, festival ini juga sebagai sarana pengenalan dan pengalaman Alquran. Tahun ini Tanah Laut terpilih menjadi tuan rumah.

"Acara ini dibiayai dari APBD dan akan masalah bagi saya jika dibuka ketua Partai Kebangkitan Bangsa. Beliau datang ke Tala bukan dalam kapasitas sebagai wakil Ketua DPR RI," tegas politikus PPP itu.

Bupati Tala HM Sukamta
Bupati Tanah Laut HM Sukamta. Foto-Humas Tala

Sebelumnya, Muhaimin Iskandar batal membuka gelaran Musabaqah Tilawatil Qur'an Internasional di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa kemarin (5/9).

PKB menuding posisi Bupati Sukamta terancam jika Cak Imin yang membuka MTQ tersebut. Cak Imin yang gagal membuka MTQ itu kemudian balik kanan ke Jakarta.

Pakar Politik Kalsel, Uhaib As'ad melihat tak elok sikap seorang pejabat publik atau kepala daerah menolak kedatangan seorang wakil ketua DPR.

"Jangan karena beda pandangan atau kepentingan politik lantas tidak menjunjung akhlak berpolitik," kata akademisi Uniska itu.

Uhaib kemudian menyentil latar belakang Sukamta sebagai kader PPP. Semua orang tahu, kata dia, kedua partai itu kerap berebut massa Nahdlatul Ulama.

Sebagai kepala daerah, Uhaib meminta Sukamta untuk belajar lagi cara berdemokrasi dan berpendapat. Apa yang dilakukan Sukamta, menurutnya sudah mencederai demokrasi.   

"Kata nabi, hargai tamumu walaupun dia kafir," jelas Uhaib. "Ini luar biasa buruknya bagi preseden demokrasi di negeri ini," pungkasnya.  

Editor
Komentar
Banner
Banner