bakabar.com, TANJUNG – Bujuk rayu kepolisian sekali lagi membuahkan hasil gemilang. Pelaku penganiayaan brutal seorang pemuda di Jalan Pertamina, Desa Kapar, Tabalong akhirnya menyerahkan diri.
Pelaku rupanya berinisial AL (40). Warga Simbad Lama, Desa Kapar itu datang ke Mapolsek Murung Pudak, Sabtu (14/6) usai menyerang seterunya SA (30), seorang warga Murung Pudak.
“Datang diantar keluarganya untuk menyerahkan diri,” ujar Kapolres Tabalong AKBP M Muchdori melalui Kasubag Humas Iptu Mujiono kepada bakabar.com, Senin (14/6).
Ke Mapolsek Murung Pudak, AL datang bukan dengan tangan kosong. Ia membawa senjata tajam jenis pisau lengkap dengan kumpangnya.
Kronologis Kejadian
Mulanya, Polsek Murung Pudak mendapat aduan pihak keluarga korban bahwa kakaknya luka parah akibat ditusuk orang dari belakang menggunakan pisau. Sekujur tubuh SA penuh luka robek, di bagian kaki bawah sebelah kiri, paha kiri bagian samping dan tangan telunjuk sebelah kanan.
Akibat kejadian itu, korban menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Pertamina, Tanjung. Penganiayaan brutal itu berlangsung pada Kamis 10 Juni di pinggir Jalan Pertamina, Desa Kapar, Murung Pudak, Tabalong.
Mendapat laporan, petugas gabungan dipimpin Kapolsek Murung Pudak, Iptu Samsu Suargana menyelidiki keberadaan pelaku.
Mengantongi identitas AL, polisi menemui istri dan keluarga di kediamannya, Simbad Lama Desa Kapar, Murung Pudak, Jumat (11/6).
Saat itu petugas meminta keluarga pelaku supaya memberikan informasi keberadaan AL. Setelah kedatangan petugas itu, padaSabtu (12/6) sekitar pukul 13.00 Wita, pihak keluarga menyerahkan AL beserta barang bukti.
Tertangkapnya pelaku menguak motif penganiayaan yang berawal dari utang piutang.
“Saat AL hendak menagih utang korban marah. AL tak terima dan emosi lalu melakukan aksi penusukan terhadap korban,” ujar Mujiono.
Saat ini pelaku sudah ditahan. AL menjalani proses pemeriksaan intensif di Polsek Murung Pudak.
Dari pendalaman petugas, pelaku AL dikenal sebagai preman yang sering membuat kegaduhan di lingkungan sekitar.
“Pelaku juga sering meresahkan dan mengganggu pekerja di lokasi kerja Pertamina dan warga sekitar Jalan Pertamina Desa Kapar,” ujar Mujiono.