bakabar.com, ANKARA - Dalam sebuah pernyataan Al Azhar, Mesir, meminta masyarakat Arab dan Muslim untuk memboikot semua produk Belanda dan Swedia. Seruan itu merespons perobekan dan pembakaran kitab suci Al Qur'an yang terjadi di dua negara tersebut.
Al Azhar juga mendesak sikap yang kuat dan bersatu dalam mendukung Al Qur'an yang mulia sebagai reaksi yang tepat terhadap pemerintah Swedia dan Belanda yang telah menyinggung 1,5 miliar Muslim.
"Mereka telah berlebihan dalam melindungi kejahatan kejam dan biadab yang dilakukan di bawah panji tidak manusiawi dan tidak bermoral, atau apa yang mereka sebut kebebasan berekspresi," kata Al Azhar, dilansir Republika.
Lembaga Islam itu meminta semua orang Arab dan Muslim untuk mematuhi boikot, dan untuk mendidik anak-anak, remaja, dan perempuan tentang hal itu.
"Orang-orang yang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama, yang tidak mereka ketahui sama sekali, kecuali mereka menghadapi kebutuhan material, moneter, dan ekonomi yang menantang. Itulah satu-satunya bahasa yang mereka ketahui," kata Al Azhar.
Pada Minggu (21/1/2023), seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld, merobek halaman-halaman Alquran di Den Haag.
Video Wagensveld di Twitter menunjukkan dia sedang membakar sobekan halaman kitab itu di dalam panci.
Insiden terbaru itu dilakukan hanya berselang satu hari dengan pembakaran salinan Al Qur'an oleh ekstremis Rasmus Paludan di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia.
Dalam menjalankan aksinya, Paludan mendapat perlindungan polisi dan izin dari pemerintah Swedia.
Insiden penistaan terhadap Al Qur'an di dua negara Eropa itu telah memicu badai kecaman dari seluruh dunia Islam.