bakabar.com, JAKARTA – Dokter Spesialis Anak, Hanifah Oswari, mengatakan bayi yang lahir dari ibu dengan HBeAg positif berisiko lebih tinggi terjangkit Hepatitis B. Seiring beranjak dewasa, virus ini juga berpotensi menjadi penyakit kronis.
"Sekalinya bayi tersebut terkena Hepatitis B, dia (virus) pada umumnya menjadi kronis, 95 persen bisa menjadi kronis. Hanya lima sampai 10 persen saja yang bisa sembuh," beber Hanifah, dikutip dari Webinar Hari Hepatitis Sedunia: Mendekatkan Askes Pengobatan Hepatitis, Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, dia memaparkan, anak usia 0 sampai 20 tahun memang tidak menunjukkan gejala apa pun lantaran masih berada dalam fase immune tolerance. Hal ini berarti, tubuh anak masih menganggap virus Hepatitis B sebagai 'teman'.
Namun, pada usia 20 hingga 40 tahun, immune respons mulai melakukan perlawanan untuk mengeluarkan virus dengan cara merusak sel-sel hati. Alhasil, ketika berusia 40 sampai 60 tahun, si penderita virus Hepatitis B bisa mengalami sirosis dan kanker hati.
Untuk mencegah hal tersebut, maka bayi yang baru lahir dari ibu dengan HBeAg positif mesti mendapatkan vaksinasi dan HBIg. Vaksin tersebut diberikan saat usia bayi kurang dari 24 jam.
"Khusus untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBeAg positif itu perlu ditambah HBIg. Sebab, efektvitas vaksin saja hanya mencapai 80 persen, sedangkan yang ditambah HBIg bisa mencapai 95 persen," pungkas Hanifah.
Anggota Komite Ahli Hepatitis Kementerian Kesehatan itu menjelaskan, vaksin dan HBIg harus disuntikkan di paha yang berbeda. Artinya, jika vaksin disuntikkan di paha kiri, maka HBIg wajib disuntikkan di paha kanan. Hal ini bertujuan agar keduanya dapat bekerja dengan optimal.
Selain vaksinasi, lanjut dia, bayi yang lahir dari ibu dengan HBeAg positif juga perlu melakukan tes lab. Tes itu berupa HBsAg dan AntiHBS pada usia 9 sampai 12 bulan.
Hanifah menegaskan, bayi dari ibu dengan HBeAg negatif juga perlu mendapatkan vaksinasi Hepatitis B. Jika berat badan bayi saat dilahirkan lebih dari 2.000 gram, maka bisa langsung diberi vaksin ketika usianya kurang dari 24 jam.
Namun, apabila berat bayi saat dilahirkan kurang dari 2.000 gram, maka harus menunggu sampai usianya genap satu bulan untuk mendapatkan vaksinasi.
Anggota Gastrohepatologi IDAI itu mengatakan langkah-langkah tadi efektif dalam menekan penularan Hepatitis B di Indonesia. Hal ini didukung dengan data yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan, di mana menyatakan 98,8 persen bayi lahir dari ibu positif Hepatitis B bisa bebas dari virus tersebut. (Nurisma)