bakabar.com, MARTAPURA – Andin Sofyanoor merupakan calon kepala daerah di Kabupaten Banjar yang bukan hanya pintar hingga meraih gelar doktor dengan kemampuan sendiri.
Tetapi sejak kecil hingga dewasa dia tidak pernah menggantungkan masa depan dengan orangtua, apalagi merengek-rengek menjadi anak manja.
Pasalnya, sejak usia 6 tahun dia sudah menjadi anak yatim, sehingga harus membiayai sekolah tanpa bantuan siapa pun.
Jejak rekam bakal calon bupati Banjar, Andin Sofyanoor memang berbeda dengan tokoh kebanyakan.
Menjadi politisi hingga menjadi salah satu kandidat kepala daerah di Kabupaten Banjar, dijalani bukan tanpa kerja keras.
Hal Itu, terlebih sejak usia 6 tahun, dia sudah ditinggal ayah kandungnya yang telah meninggal dunia. Sehingga bakal calon Bupati Banjar dari jalur independen ini harus membangun masa depan dengan keringat sendiri.
Menurut paman atau saudara ibu kandung Andin Sofyanoor yang bernama Basuni (21/9), sejak usia 6 tahun, Andin sudah ditinggal wafat ayah kandungnya. Sejak itu pula dia membantu ibu kandungnya, Maryam, untuk mencari nafkah berjualan nasi campur di kawasan Pasar Belauran Martapura.
“Tidak jarang Usuf itu [panggilan kecil Andin Sofyanoor] tertidur di rombong [warung makan] tiap malam, karena dia bantu ibunya mencuci piring. Siang hari, dia sambil berjualan pisang goreng [kue khas Banjar] berkeliling di Pasar Martapura, untuk biaya sekolah,” ungkap Basuni.
Berbagai profesi pernah dilakoni Andin Sofyanoor agar bisa terus bersekolah. Selain jualan kue, Andin Sofyanoor juga pernah berjualan buku hingga menjadi wakar atau jaga malam di wilayah Pasar Martapura.
Bahkan sebelum menjadi anggota DPRD Banjar, dia jua pernah menjadi pedagang kaset (CD).
“Jadi, Usuf [Andin Sofyanoor], sejak kecil sudah menjadi anak yang kuat, bukan anak yang manja. Karena dia mengatasi kebutuhan dirinya dengan jerih payah sendiri,” papar Basuni.
Menginjak dewasa, dia mendapat kepercayaan dari masyarakat menjadi anggota DPRD Kabupaten Banjar. Nah, sejak itulah dia meneruskan pendidikan, dengan menyelesaikan pendidikan S1, S2 hingga S3 atau meraih gelar doktor.
“Oleh karena itu, sejak kecil hingga sekarang, Andin memang tidak pernah bergantung dengan abahnya [ayah]. Karena sejak kecil ayah kandungnya memang sudah tidak ada. Akan tetapi kelebihan Andin sejak kecil, dia memang suka membaca, karena dia berjualan buku,” jelas Basuni.
Sementara itu, salah seorang tokoh ulama yang menjadi panutan Andin Sofyanoor, KH Hasanuddin Badruddin pernah menyampaikan, jika Andin memang calon Bupati Banjar yang tepat.
Selain pintar, juga sudah menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar doktor. Karena Kabupaten Banjar sangat membutuhkan sosok pemimpin seperti Andin Sofyanoor.(*)
Editor: Aprianoor