bakabar.com, BANJARBARU – Mengusung tema Konsolidasi Organisasi Menuju Konsolidasi Kader, Gerakan Pemuda Ansor membuka Konferensi Besar (Konbes) ke-25 di Banjarbaru, Rabu (30/3).
Konbes ke-25 GP Ansor ini dibuka secara langsung oleh Ketua Umum PP GP Ansor sekaligus Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas yang sering disapa Gus Yaqut.
Konbes ke-25 GP Ansor dilaksanakan mulai 30 Maret hingga 01 April 2022 mendatang.
Dihadiri Rais Syuriah PWNU Kalsel KH Muhammad Ramli, Ketua PWNU Kalsel, Kabinda Kalsel, Rektor UIN Kalsel, Pengurus Pimpinan Wilayah GP Ansor se-Indonesia, Pengurus Harian PP GP Ansor, dan Forkompida Kalimantan Selatan.
Pada pembukaan tersebut Gus Yaqut berpesan kepada seluruh peserta Konbes untuk terus berkhidmat bagi negeri walau apapun yang terjadi.
“Pandemi Covid-19 bukanlah sebuah halangan bagi Gerakan Pemuda Ansor untuk melaksanakan giat,” ujarnya.
Meski demikian, tak dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 berdampak besar pada semua lini, termasuk giat GP Ansor dan Banser.
Karenanya, Gus Yaqut menggaungkan gagasan perubahan besar dengan seruan GP Ansor harus bertransformasi pada tahun 2021. Dengan tema Transformasi Media Juang, Pagar Baja Gerakan Kita.
"Konbes ke-25 GP Ansor ini adalah sebuah kesempatan untuk melakukan review atas semua hal terkait organisasi dan relevansinya dengan keadaan zaman,” pesannya.
Gus Yaqut menuturkan, giat agar menyesuaikan dengan keadaan zaman, yang mana dilanjutkan jika baik dan segera dihentikan jika tak relevan.
Ia juga memberikan perhatian khusus terkait kaderisasi dan mendorong adanya Kongres.
Pada kesempatan ini juga, Gus Yaqut menegaskan bahwa masalah struktural harus segera dibicarakan dan didiskusikan kembali karena masa pandemi sudah mulai berakhir.
"Roda organisasi dan kaderisasi harus tetap berjalan, dengan segala konsekuensi dan resikonya," tegasnya.
Terakhir ia mengingatkan seluruh peserta Konbes dan Ketua PW Ansor se-Indonesia, tentang tantangan kebhinekaan saat yang muncul saat ini.
Juga afiliasi yang mempertanyakan konsensus kebangsaan masih nyata dan masih melakukan perlawanan walau sudah dibubarkan.
“Kongres GP Ansor harus bisa menjawab tantangan tersebut, bukan sekedar acara pemilihan pemimpin saja,” tuntasnya.
Dan acara pun ditutup dengan doa yang dipimpin Muhammad Ramli, Rais Syuriah PWNU Kalimantan Selatan.