bakabar.com, JAKARTA - Setiap bank memiliki target pasarnya masing-masing, terutama dalam pemberian pinjaman atau pembiayaan. Sementara bagi PT Bank BTPN Syariah Tbk, model bisnis yang unik jadi pembeda dengan bank kebanyakan. Cirinya fokus menyalurkan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan dari keluarga prasejahtera produktif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat 45 juta masyarakat prasejahtera produktif dan sebanyak 23 juta adalah perempuan. Perempuan-perempuan itulah yang dilayani oleh BTPN Syariah, anak usaha BTPN yang bergerak di bidang perbankan syariah.
"Kelas prasejahtera produktif yaitu masyarakat yang sudah berusaha tapi tidak layak melakukan transaksi perbankan. Kami bantu mereka supaya bisa mendapatkan layanan perbankan dan jadi orang yang layak masuk dunia perbankan di kemudian hari," kata Direktur Bisnis BTPN Syariah, Dwiyono Bayu Winantio, yang akrab dipanggil Iin.
Hingga kuartal IV 2022, emiten berkode saham BTPS itu telah melayani enam juta nasabah mencakup 253 ribu komunitas di 2.600 kecamatan yang tersebar di 23 provinsi di Tanah Air. Tidak hanya nasabahnya, dari 12.00 karyawan BTPN Syariah, sekitar 95 persennya merupakan perempuan dan hampir separuhnya adalah lulusan SMA.
Baca Juga: Laba 2022, Bank BTN Bagi Dividen Rp609 Miliar
Pembiayaan BTPN Syariah diberikan secara berkelompok yang disebut Tepat Pembiayaan Syariah. Pembiayaan berkelompok tersebut bertujuan untuk membangun empat karakter pada diri nasabah, yaitu Berani berusaha, Disiplin, Kerja dan Saling bantu atau dikenal dengan BDKS.
"Dengan demikian, perilaku tersebut diharapkan dapat menyebar sehingga tercapai tatanan masyarakat yang memiliki kekuatan secara ekonomi di suatu daerah," ujarnya.
Pembiayaan tersebut diberikan sebagai modal usaha khusus kepada ibu-ibu prasejahtera yang ada di pedesaan atau pinggiran kota di berbagai daerah di Indonesia untuk memulai usaha atau meningkatkan usaha mikronya.
Tidak hanya memberikan akses keuangan dan modal usaha, BTPN Syariah juga mengupayakan pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan yang berkala di bidang pengetahuan keuangan, kewirausahaan dan kesehatan.
Baca Juga: Mudahkan UKM, Bank Raya Tawarkan Pembiayaan Akses Modal
BTPN Syariah memberikan paket lengkap untuk memberikan perubahan kehidupan nasabah prasejahtera. Pertama, bantuan modal usaha yang diberikan kepada nasabah untuk menjawab kebutuhan membangun dan mengembangkan usaha produktif.
"Bantuan tersebut kemudian dikembalikan dalam bentuk angsuran dua mingguan," jelas Iin.
Nasabah juga memperoleh manfaat tambahan lainnya yaitu asuransi jiwa untuk nasabah dan suami, tabungan, serta pembebasan angsuran setiap Hari Raya Idul Fitri. Setelah tiga siklus dapat dilalui dengan baik, nasabah akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pembiayaan perbaikan rumah dan pendidikan anak.
Selanjutnya, program pemberdayaan di mana nasabah dapat terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui program pendampingan berkelanjutan yang meliputi topik kesehatan, kewirausahaan dan pengembangan komunitas.
Baca Juga: Ketidakpastian Ekonomi Global, Wamenkeu: Perbankan Perkuat Fondasi
Terkait sistem keanggotaan, nasabah dikelompokkan dalam satu sentra yang anggotanya dipilih sendiri oleh nasabah dan dipimpin oleh ketua sentra yang dipilih oleh anggota sentra. Setiap sentra akan didampingi oleh petugas lapangan terlatih yang biasa disebut Community Officer (CO). Secara rutin, CO melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah dengan cara bertemu di tempat-tempat nasabah.
"Sistem keanggotaan ini kami lakukan supaya kontrol sosialnya berjalan. Jadi, saling mengawasi dan mengingatkan satu sama lain. Ini diperlukan karena pembiayaan kita adalah pembiayaan tanpa collateral, collateral-nya adalah kehadiran mereka," kata Iin.
Serambi Makkah
Ita Risna adalah salah satu contoh nasabah inspiratif BTPN Syariah di Aceh. Di kota berjuluk Serambi Makkah itu, Ita yang memproduksi dan menjual kue tradisional dodol, dengan gigih berhasil mengembangkan usahanya.
Bingung mencari pembiayaan untuk modal usahanya, pada 2016 lalu Ita bertemu dengan petugas BTPN Syariah setelah mendapatkan informasi dari kawannya.
Baca Juga: Layanan Pertanahan, Kementerian ATR/BPN dan Bank Mandiri Luncurkan e-PNBP
"Tahun pertama saya dapat Rp5 juta. Dikasih pembiayaan dan dibimbing gimana caranya, prosesnya. Tahun kedua pembiayaan naik jadi Rp15 juta. Saya beli mesin untuk membantu pengolahan supaya jadi lebih ringan," ujar Ita.
Seiring dengan semakin berkembangnya usaha kue dodol tersebut, Ita pun berhasil mendapatkan pembiayaan oleh BTPN Syariah hingga Rp30 juta di saat pandemi yang memukul hampir seluruh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Saat ini, Ita meraup omzet mencapai Rp60 juta per bulan dengan keuntungan bersih Rp6 juta-Rp7 juta dan mempekerjakan delapan orang karyawan. Kue dodol Ita dapat ditemukan di toko oleh-oleh dan bahkan telah diekspor ke Malaysia.
"Kalau bicara COVID-19, kami jatuh bangun. Kami sempat rugi Rp50 juta, tapi kami masih dipercaya oleh BTPN Syariah dan diberikan Rp30 juta. Bangun lagi kami dari situ," kata Ita.
Baca Juga: Kebangkrutan Bank di AS, BI Yakin Tak Berdampak Besar ke Tanah Air
BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan di 22 kota/kabupaten di Provinsi Aceh sejak 2013. Hingga Februari 2023, pembiayaan yang telah tersalurkan mencapai Rp248 miliar kepada lebih dari 79.000 perempuan inklusi yang tergabung dalam 5.685 sentra. Adapun jumlah CO atau yang disebut juga bankir pemberdaya di Aceh saat ini mencapai 297 CO.
"Ibu Ita ini adalah salah satu nasabah inspiratif kita. Dengan adanya pembiayaan yang kita berikan dan pendampingan-pendampingan terus secara berkelanjutan setiap dua minggu sekali, Ibu Ita mengalami perkembangan usahanya. Pendampingan dilakukan oleh Community Officer, putra putri daerah Aceh," kata Business Coach BTPN Syariah Area Barat Selatan-Aceh Dwi Charnila.
Untuk menopang pembiayaan yang semakin meningkat, BTPN Syariah membuka layanan operasional untuk nasabah pendanaan sejak 2020 lalu. Pada pertengahan Maret 2023, BTPN Syariah pun meresmikan kantor cabang BTPN Syariah Banda Aceh di Jalan Ratu Sri Safiatudi Peunayong, Kecamatan Kuta Alam.
Baca Juga: BI Perintahkan Perbankan Waspadai Dampak Krisis Finansial Amerika
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN Syariah Banda Aceh per Februari 2023 mencapai Rp73,8 miliar. Perseroan berharap dengan adanya cabang tersebut, akan mampu mendukung pertumbuhan masyarakat inklusi di Aceh melalui nasabah pendanaan yang menyimpan dananya di BTPN Syariah.
BTPN Syariah berusaha menjangkau, merangkul para perempuan prasejahtera melalui penciptaan sentra-sentra komunitas, dengan pendekatan bisnis jemput bola. Melalui upaya ini BTPN Syariah ingin menyasar perempuan prasejahtera yang lebih luas agar nantinya mereka lebih berdaya dan sejahtera.