bakabar.com, MARTAPURA - Peralihan musim dari kemarau ke hujan ditanggapi waspada oleh BPBD Kabupaten Banjar. Ada dua bencana yang kerap datang di musim seperti ini; puting beliung dan banjir.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjar, Ricky Ferdyanto mengimbau agar masyarakat selalu waspada, terutama yang berada di kawasan terbuka, seperti para petani.
“Karena untuk permasalahan angin puting beliung ini kita tidak bisa mencegah, namun kita sudah ada menyiapkan stok bantuan, agar nantinya jika terjadi musibah tersebut kita bisa langsung mengirimkan kepada korban,” ujar Ricky kepadabakabar.compada Senin (7/10/2019) di ruang kerjanya.
Ricky meminta kepada masyarakat dan aparat desa, apabila terjadi musibah angin puting beliung atau banjir agar cepat mengabarkan kepada pihak BPBD untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
“Karena dengan bantuan dari aparat desa dan masyarakat, kami akan cepat menyalurkan bantuan kepada mereka yang terkena musibah,” ungkapnya.
Pada perubahan musim tersebut, menurut Ricky curah hujan di awal perubahan sifatnya ringan, untuk normalnya pada bulan Oktober.
“Bukan normal atau sedang dan lebat, tapi di bawah itu, untuk normalnya nanti sekitar di atas tanggal 20 Oktober. Saat ini masih mulai sedikit sedang,” bebernya.
Banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang berlebih tersebut menurutnya berada di beberapa Kecamatan di Kabupaten Banjar. Di antaranya; Kecamatan Sungai Pinang, Pengaron, Simpang Empat, Cintapuri, Martapura Timur, Barat, Sungai Tabuk, Astambul serta wilayah Martapura Kota di Desa Tunggul Irang dan sekitarnya.
Untuk daerah rawan angin puting beliung, menurut data di tahun 2018, tercatat ada di Kecamatan Martapura timur, Barat, Astambul, Sungai Tabuk, Gambut, Tatah Makmur dan Beruntung Baru.
Penyebab angin puting beliung, menurut Ricky, disebabkan adanya tekanan udara dingin dan panas.
“Sebenarnya bisa dikurangi, dengan melakukan penanaman pohon. Jika ada pohon besar, maka angin bisa terpecah,” ucapnya.
Yang berbahaya, sambungnya, apabila di daerah perkotaan, karena banyak gedung tinggi, jika ada angin maka akan cepat menjadi pusaran dan tercipta angin puting beliung.
Baca Juga: Karhutla Marak 'di Desa', PMD Kalsel Agendakan Rakor untuk Penanganan
Baca Juga: Gabungan LSM Desak Copot Kepala Dinas ESDM Kalsel
Reporter: AHC 15
Editor: Muhammad Bulkini