bakabar.com, JAKARTA – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka-bukaan soal keberadaan mafia migas.
Ahok mengatakan, mafia migas terdiri dari oknum-oknum orang dalam termasuk di Pertamina yang sengaja tidak membuat kontrak jangka panjang.
Mereka melakukan perjanjian kontrak impor migas menjadi kontrak yang pendek tidak panjang. Hal ini menurutnya membebani neraca perdagangan. Padahal harusnya, sebagai konsumen besar Pertamina bisa memiliki harga tawar tinggi.
“Itu (mafia migas) kan cuma istilah, menurut saya itu oknum di dalam. Banyak sekali kontrak nggak dibuat jangka panjang. Padahal kan, sebagai konsumen besar bangsa Indonesia, seharusnya kita bargaining gitu,” ujar Ahok dalam acara bincang-bincang bersama Andy. F Noya dikutip dari detikcom, Minggu (28/6).
Menurut Ahok, harusnya Pertamina bisa menekan para importir untuk membuat kontrak jangka panjang dan harga murah. Selama ini, dia menilai Pertamina mengimpor migas dengan mahal dan menjual terlalu murah sehingga prinsip ekonomi tidak bisa berjalan.
“Saya bisa neken dong supplier pemasok saya bisa minta jangka panjang kontaknya, dan harga lebih murah. Kita selama ini beli yang mahal jual murah, nggak sesuai prinsip ekonomi, ini terbalik,” ungkap Ahok.
Ahok menyebutkan bahwa kini dia meminta direksi Pertamina melakukan restrukturisasi perusahaan. Kini Pertamina membentuk subholding, dengan harapan semua orang bisa membeli saham Pertamina dan mengawasi kinerja perusahaan secara terbuka.
“Maka kita selesaikan restrukturisasi. Kita turunkan ke subholding kita harapkan rakyat, pegawai, Pertamina, bisa beli sahamnya kemudian kita pelototin,” papar Ahok.
Menurutnya mengawasi Pertamina tidak mudah, apalagi perusahaan pelat merah ini memiliki anak dan cucu usaha hingga ratusan jumlahnya.(Dtk)
Editor: Aprianoor