News

Blak-blakan Kepala BNPT Soal Jaringan JAD di Kalsel, Boy Rafli: Sel-selnya Masih Hidup

apahabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan tak luput dari panyebaran paham radikalisme hingga aksi terorisme. Terbukti, dari…

Featured-Image
Kepala BNPT Kalsel, Irjen Pol Boy Rafli Amar bicara soal jaringan JAD. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Kalimantan Selatan tak luput dari panyebaran paham radikalisme hingga aksi terorisme.

Terbukti, dari adanya penyerangan Mapolsek Daha Selatan pada 1 Juni 2020 lalu. Seorang polisi tewas dan satu unit mobil patroli terbakar dalam aksi teror tersebut.

Teranyar, Densus 88 Antiteror menggelar operasi senyap penangkapan orang yang diduga terpapar paham radikalisme.

Sebut saja AS (27) di Sungai Lulut pada 27 Februari 2022, dan NR (22) warga Simpang Kuin Selatan pada 22 Desember 2021.

Dua remaja Kalsel itu ditangkap karena diduga kuat telah berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sederet kejadian itu pun turut menjadi perhatian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol Boy Rafli Amar.

Boy Rafli mengatakan, adanya kejadian-kejadian tersebut menandakan bahwa paham radikalisme terus menjadi ancaman, tak terkecuali di Kalsel.

“Itu mengindikasikan bahwa mereka sudah ada di sekitar kita,” ujarnya usai Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional yang digelar BNPT di Hotel Rattan Inn, Selasa (22/3).

Jenderal polisi bintang tiga itu tak menampik, jika penyebaran paham-paham radikal yang masuk dari luar hingga merusak masyarakat belum mati.

“Terus terang sel-selnya hidup di Indonesia,” terangnya.

Pihak yang berafiliasi dengan organisasi terorisme Internasional seperti Al Qaeda maupun ISIS mendoktrin anak negeri untuk mencari pendukung menjalankan misinya.

“Jadi ini bisa masuk kepada kalangan masyarakat, bisa-bisa tanpa terasa tiba-tiba sudah ikut dalam alam pikiran yang mereka mau,” imbuhnya.

Melihat ancam-mengancam ini, sudah seyogyanya ujar Boy Rafli, pencegahan penyebaran paham radikalisme dapat dilakukan sejak dini. Terlebih, media sosial saat ini dijadikan salah satu alat penyebarannya.

“Kita harus terus meningkatkan kesiapsiagaan kita, kewaspadaan kita agar mereka jangan semakin mendatangkan korban di kalangan masyarakat kita terbawa-bawa dengan kegiatan yang mereka lakukan,” jelasnya.



Komentar
Banner
Banner