bakabar.com, BANJARMASIN – Badan Intelijen Negara (BIN) terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 secara massal dalam rangka mengejar terbentuknya kekebalan komunal masyarakat, khususnya menjelang momentum Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Berbagai upaya dilaksanakan guna meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah, salah satunya dilaksanakan oleh BIN Daerah Kalimantan Selatan yang melaksanakan kolaborasi pentahelix dengan pemangku kebijakan di daerah.
Kepala BIN Daerah Kalsel, Brigjen. Pol. Dr. Heri Armanto, S.H., M.Si. menyampaikan, BIN terus berkolaborasi dengan unsur Pemerintahan serta kalangan pengusaha.
"Kita melakukan kegiatan kolaborasi pentahelix baik dengan unsur pemerintahan dalam hal ini Dinas Kesehatan, Polri dan TNI serta berkoordinasi dengan kalangan pengusaha dalam hal ini PT. Arutmin Indonesia," terang Heri.
Heri menjelaskan bahwa BIN Daerah Kalsel menargetkan capaian vaksinasi harian sebanyak 6.150 dosis di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalsel.
"Target kita dalam pelaksanaan vaksinasi hari ini diseluruh Kalimantan Selatan adalah sebanyak 6.150 dosis, dan khusus di lokasi ini bersama PT. Arutmin sebanyak 150 dosis," jelas Heri.
Dalam kesempatan tersebut, Heri juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk segera mendatangi gerai vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh pemerintah, baik oleh BIN maupun instansi pemerintahan lainnya.
"Kita menghimbau kepada seluruh masyarakat, baik orang tua, pemuda dan anak-anak untuk datang ke sentra dan gerai vaksin yang disediakan pemerintah daerah, TNI, Polri maupun BIN dengan kesadaran sendiri guna mengejar herd immunity, sehingga aktivitas masyarakat di Bulan Ramadhan dapat berjalan dengan lancar," tambah Heri.
Sementara itu, Kepala Kantor PT. Arutmin Indonesia Kota Banjarbaru, Dhangku Putra Wijaya Purwanto menyampaikan apresiasi kepada BIN Daerah Kalsel atas kerja sama dalam pelaksanaaan vaksinasi bersama ini.
"PT. Arutmin Indonesia mendukung upaya Pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 untuk mewujudkan herd immunity dan mengubah status pandemi menjadi endemi," jelas Dhangku.