bakabar.com, BANJARMASIN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalsel terus melakukan pendampingan pondok pesantren untuk wujudkan ekonomi mandiri.
"Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang punya peran dalam dan sentral di tengah masyarakat. Namun demikian, tidak dapat kita pungkiri masih terdapat banyak pondok pesantren yang memiliki tantangan untuk memberdayakan kemandirian ekonomi pesantren dalam pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan kegiatan perekonomian di pondok pesantren," ungkap Kepala BI Kalsel, Amanlison Sembiring.
Makanya BI menggelar Program Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren, di Bumitangi Argo Edu Park, Jalan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kamis (4/2).
BI juga telah mendukung membentuk kelembagaan pesantren (korporatisasi) melalui pembentukan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), yang kepengurusannya diresmikan November 2020.
Keberadaan Hebitren Indonesia bersama dengan BI tujuannya untuk mendorong penguatan program holding bisnis untuk mendukung pengembangan ekonomi di pesantren.
Acara yang digagas pun dihadiri Pengurus Hebitren, antara lain KH M Abdul Hamid M, selaku Wakil Ketua I Dewan Pengurus Harian Hebitren yang merupakan pengasuh dari Pondok Pesantren Walisongo.
Kembali keterangan Amanlison, salah satu langkah untuk bisa segera mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren, perlu dibangun linkage bisnis antar pesantren.
“Untuk itu, kita perlu memastikan rencana jaringan bisnis yang akan dibangun dan usaha yang akan dilakukan. Sehingga upaya pengembangan ekonomi pesantren benar-benar terwujud dengan baik," katanya.
Juga hadir dalam acara pemaparan jaringan bisnis pesantren tersebut, antara lain pengasuh dari Pondok Pesantren TP Al Islami, Ushuluddin, Minhajul Abidin, Al Mubarok, Miftahul Ulum, dan Nurul Hidayah.
Amanlison mengemukakan, pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang mempunyai peranan mendalam dan sentral di tengah masyarakat.
Namun demikian, tambah dia, masih terdapat banyak pondok pesantren yang memiliki tantangan dalam pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan kegiatan perekonomian.
“Untuk itu, kami memandang perlu mendukung upaya kemandirian ekonomi pesantren, baik berupa pengembangan unit usaha baru maupun peningkatan kapasitas usaha dari pondok pesantren,” terangnya.
Beberapa program pengembangan ekonomi pesantren yang dimiliki Bank Indonesia yaitu, pengembangan berbagai unit usaha berpotensi yang memanfaatkan kerja sama antar pesantren.
Selain itu, juga mendorong terjalinnya kerja sama bisnis antar pesantren melalui penyediaan virtual market produk usaha pesantren sekaligus business matching.
Terakhir, pengembangan holding pesantren dan penyusunan standardisasi laporan keuangan untuk pesantren dengan nama Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia, atau santri yang dapat digunakan oleh setiap unit usaha pesantren.