bakabar.com, BANJARMASIN– Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Banjarmasin 2020 diprediksi akan lebih menarik dibanding Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebelumnya.
Dari empat bakal calon kepala daerah yang telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) awal September lalu, ada satu sosok wanita yang mewakili kaum millenial di antara calon lainnya.
Ia yang diprediksi oleh sejumlah pengamat politik, mampu bersaing ketat dengan tiga bakal calon laki-laki lainnya.
Diketahui, ada empat kandidat yang bakal bertarung di Pilwali Banjarmasin. Antara lain Hj Ananda-H Mushaffa Zakir, Ibnu Sina-Ariffin Noor, Abdul Haris Makkie-Ilham Nor, dan Khairul Saleh-Habib Ali Al Habsy.
Tentu hal ini menjadi sangat menarik, mengingat dalam beberapa kontestasi Pilwali Banjarmasin, baru Pilkada 2020 diikuti kontestan wanita dengan umur yang jauh lebih muda dibanding pasangan lainnya.
Pengamat Politik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Enly Hadiannor mengatakan, dalam ilmu politik, baik laki-laki dan wanita, memiliki peluang yang sama besar, tergantung kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki calon baik laki-laki maupun wanita.
Begitu juga dengan usia calon, dalam ilmu politik sama sekali tidak memiliki pengaruh besar dalam mendongkrak popularitas calon.
“Yang dilihat masyarakat adalah kemampuan calon dalam memimpin. Usia dan gender sangat relatif. Tidak bisa juga dikatakan yang muda tidak punya pengalaman. Sebaliknya yang tua juga tidak bisa dikatakan punya banyak pengalaman," ungkap Enly sapaan akrabnya.
Dirinya mengaku kurang sependapat jika wanita disebut punya peluang lebih kecil dibanding laki-laki dalam sebuah kontestasi Pilkada.
Karena realitanya kini sudah mulai banyak pemimpin wanita yang sukses merebut hati masyarakat dalam berbagai even Pilkada di Indonesia.
Karena itulah yang paling terpenting bagi keempat calon kepala daerah menurutnya adalah kapabilitas atau kemampuan menjalankan good governace, sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat 9 Desember mendatang.
“Kapabilitas itu bisa dilihat dan pasti menjadi penilaian oleh masyarakat. Laki-laki bisa jadi pemimpin, begitu pula dengan perempuan. Di Kalsel sudah ada pemimpin perempuan yakni Bupati Batola, jadi bukan hal yang tidak mungkin wanita menjadi pemimpin di Kota Banjarmasin,” kata Dosen senior mata kuliah Pengantar dan Sistem Ilmu Politik FISIP ULM Banjarmasin itu.
Dalam ilmu politik tidak bisa menjustifikasi laki-laki lebih berpeluang dari Perempuan.
Namun sambungnya perempuan juga harus berjuang dalam kontestasi politik. Jangan apa adanya begitu saja.
“Laki-laki dan perempuan punya hak yang sama dalam menduduki jabatan politik. Apalagi jumlah pemilih Kota Banjarmasin lebih banyak perempuan dibanding laki-laki. Jika mereka bersatu bisa saja Hj Ananda bisa mendapat suara besar dan memenangkan pertarungan,” tutupnya.(*)
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin