bakabar.com, JAKARTA - Penyanyi legendaris Celine Dion mengumumkan bahwa dirinya mengidap penyakit langka stiff person syndrome (SPS). Kabar ini sontak mengejutkan penggemarnya lantaran sebelumnya sang diva tampak baik dan sibuk menyiapkan tur pertunjukannya.
Karena kondisi tersebut, pelantun lagu My Heart Will Go On itu pun harus membatalkan sederet rencana tur karena ia tak bisa tampil optimal. Penyanyi berusia 55 tahun itu pun meminta maaf kepada para penggemarnya melalui akun Instagram-nya.
Apa Itu Stiff Person Syndrome?
Melansir National Institute of Neurogical Disorders and Stroke, stiff person syndrome adalah penyakit langka neurologis progresif yang bisa didiagnosa dengan mengukur kadar antibodi glutamic acid decarboxylase (GAD) melalui tes darah.
Gejalanya berupa otot kaku di bagian tangan, kaki, dan torso. Selain itu, penderitanya juga jadi lebih sensitif terhadap suara, sentuhan, dan tekanan emosional hingga akhirnya membuat otot mereka kejang.
Gejala-gejala ini bisa berkembang dalam waktu hitungan bulan atau beberapa tahun dan menjadi lebih parah kalau gak ditangani.
Apa Penyebab Stiff Person Syndrome?
National Organization for Rare Disorders mengungkapkan bahwa penyebab pasti stiff person syndrome masih belum diketahui. Namun stiff person syndrome dipercaya sebagai penyakit autoimun dan terkadang bisa terjadi bersamaan dengan jenis penyakit autoimun lainnya.
Penyakit ini awalnya bernama stiff man syndrome. Tapi ternyata pasien penyakit ini lebih banyak kaum perempuan, bahkan hingga dua kali lipatnya. Makanya nama penyakit ini pun diganti menjadi stiff person syndrome supaya lebih inklusif.
Namun, penyakit ini sebenarnya tergolong sangat langka dan hanya menyerang satu dari satu juta orang.
Bagaimana Menangani Stiff Person Syndrome?
Menurut Cleveland Clinic, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Tapi ada obat yang bisa membantu mengurangi gejala otot kaku dan kejang yang bikin sakit.
Penderita stiff person syndrome juga bisa menjalani treatment untuk mengelola gejalanya serta meningkatkan mobilitas dan kenyamanan.
Gejala di sejumlah orang bisa tetap berada di level yang sama meskipun sudah bertahan-tahun, meskipun ada juga yang memburuk secara perlahan di sebagian orang lainnya. Kejang atau kaku yang mereka alami bisa jadi semakin parah sehingga membatasi kegiatan mereka sehari-hari.