bakabar.com, BARABAI - Nama Jamaluddin Rahmat tengah jadi buah bibir. Guru satu ini baru saja diganjar penghargaan berkat kegigihannya mengajar di pedalaman Meratus, Kalsel. Bahkan, secara langsung oleh Presiden Jokowi.
SD Juhu merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang berada di Batang Alai Timur, sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Perlu publik tahu. Sekolah ini hanya bisa diakses warga dengan berjalan kaki melewati rimbunnya hutan pegunungan Meratus.
Untuk bisa ke SDN Kecil Juhu, warga harus menempuh waktu selama dua hari satu malam. Plus, naik turun melewati dua gunung.
Baca Juga: Perjuangan Guru Honorer di Hampang Kotabaru, 7 Jam Berjalan Terobos Hutan
Gunung pertama adalah Penitiranggang yang memiliki ketinggian kurang lebih 700 mdpl. Warga yang ingin menuju ke sana harus menginap di pondok Kagaringan. Yang berada di tengah hutan.
Baru kemudian bisa melanjutkan perjalanan melewati gunung kedua. Yakni Gunung Kilai. Dengan ketinggian kurang lebih 1.500 mdpl. SDN Kecil Juhu saat ini memiliki 26 siswa.
"Dari kelas 1 sampai kelas 6," kata Guru Jamal yang harus berjalan kaki dua hari satu malam untuk bisa mengajar di SDN Kecil Juhu.
Memiliki enam ruang kelas, SDN Kecil Juhu kini sudah memiliki satu kantor, satu asrama untuk peserta didik dan satu rumah dinas guru.
Namun sejumlah fasilitas inti tetap saja belum ada. Seperti WC masih tidak ada. Sudah beberapa kali diusulkan. Tapi sampai saat ini belum terealisasi. Sekolah ini juga tidak memiliki listrik. Sumber utama listrik adalah genset.
"Tapi pemakaiannya terbatas karena mahalnya biaya operasional," jelas alumnus Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat itu.
Bukan hanya itu. Tantangan terbesar Jamal menjadi guru di sana adalah acuan mengajar. Ia harus mencari referensi tambahan. Sebab sumber utama mengajar hanya buku paket.
Baca Juga: Perjuangan Guru Honorer Di Banjarmasin Demi Menghidupi Keluarga
Buku paket memang tidak dapat semuanya naik ke sekolah. Sebab, mahalnya biaya porter. "Bisa Rp20 ribu per kilogram," jelasnya guru yang saat ini sudah berstatus pegawai negeri sipil.
Namun semua kegetiran itu kadang terbayar tuntas. Apalagi kalau bukan ketika melihat antusiasme dan semangat belajar para siswa pedalaman Meratus.
Kepala Dinas Pendidikan HST, Muhammad Anhar buka suara. Pihaknya tak diam saja. Kebutuhan pendidikan di kawasan pelosok ini sudah sering mendapat perhatian pemerintah kabupaten.
"Pemenuhan pendidikan di daerah pelosok dilihat dari dua sisi. Yakni sisi fasilitas dan tenaga pengajar," jelasnya.
Dari sisi fasilitas sebenarnya pun sudah memenuhi. "Kami sudah melakukan ekspedisi Meratus ke daerah pedalaman pada Januari 2023," ujarnya.
Dari hasil ekspedisi tersebut, ditemukan salah satu solusi cepat. Yaitu dengan memperbanyak pendidikan non-formal atau tutor.
"Kemudian untuk sisi tenaga pengajar, sebagian pengajar daerah Tiga T (tertinggal, terdepan, terluar) sudah definitif. Walau memang ada beberapa yang masih belum merata," jelasnya.
Karenanya, ia berharap di akhir 2023 dan awal 2024 mendatang, seluruh tenaga pengajar di kawasan pelosok Meratus sudah definitif.
"Insyaaallah akan selesai di 2023 dan awal 2024 setelah PPPK dilantik nanti. Mereka akan kami prioritaskan memenuhi daerah Tiga T," ungkapnya.
Itulah alasan mengapa Kabupaten HST kini membuka lebih banyak formasi PPPK guru tahun 2023.
"Kita memenuhinya dengan cara membuka formasi PPPK banyak di tahun ini dengan harapan akan terpenuhi sehingga kekurangan itu dapat teratasi," paparnya.
Kemudian untuk mendorong guru mau mengajar di daerah terpencil pihaknya juga sudah mengadakan stimulus khusus di tunjangan daerah.
Ada tunjangan daerah terpencil dan dari pusat ada tunjangan khusus guru untuk daerah terpencil.
"Kami terus perluas khususnya yang dari pusat sudah kita usulkan untuk penambahan titik lokasi yang semestinya termasuk wilayah terpencil," pungkasnya.
Penghargaan Presiden
Berkat perjuangannya, guru Jamal diganjar penghargaan oleh Presiden Jokowi. Penghargaan diberikan langsung pada puncak peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Kompleks Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (25/11).
“Presiden memberikan penghargaan ke guru karena gigih mengabdikan diri dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka demi kemajuan pendidikan,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani.
Selain Jamaluddin, ada dua orang tenaga kependidikan dari Hulu Sungai Tengah mendapat penghargaan.
Baca Juga: Akhirnya Internet Merambah Desa Juhu di Pegunungan Meratus
Yakni Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Anton Nortasiah Rahmi sebagai peserta lima terbaik kategori Pengawas Sekolah Inovatif, dan Kepala TK IT Al Khair Muhammad Ramlan sebagai peserta lima terbaik kategori Kepala Sekolah TK Inovatif.
Bupati Hulu Sungai Tengah Aulia Oktafiandi mengapresiasi guru asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang meraih penghargaan tersebut, pencapaian itu menjadi rekor baru untuk Kabupaten HST.
Dia mengatakan penghargaan itu menjadi catatan baru pada 2023 untuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah karena meraih Anugerah Merdeka Belajar dan Anugerah Kihajar dari Kemendikbudristek.
Ia mengingatkan para guru dan tenaga kependidikan harus memberikan layanan sebaik-baiknya kepada para generasi bangsa agar bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, khususnya di Kabupaten HST.
“Saya ucapkan selamat kepada guru yang menerima penghargaan dari Presiden Jokowi, semoga menginspirasi bagi guru lain di Kabupaten Hulu Sungai Tengah,” ujar Aulia.
View this post on Instagram