Kalsel

Bencana Petambak Ikan Karang Intan, Belasan Ribu Nila Mati Mendadak

apahabar.com, MARTAPURA – Kurang lebih 17 ribu ekor nila siap panen milik pembudidaya (petambak) ikan di…

Featured-Image
Pihak Dinas Perikanan Banjar saat meninjau langsung kondisi ribuan ikan mati di Desa Awang Bangkal barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARTAPURA - Kurang lebih 17 ribu ekor nila siap panen milik pembudidaya (petambak) ikan di Desa Awang Bangkal Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar mati secara mendadak.

Matinya belasan ribu ikan tersebut sejak Selasa (14/1) lalu. Matinya ribuan ikan diduga akibat kekurangan kadar oksigen.

Sebelumnya hal serupa juga terjadi di tiga desa di Kecamatan Karang Intan, pada pertengahan Oktober 2019 lalu, yakni di Desa Sungai Asam, Sungai Alang, hingga Desa Awang Bangkal.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, Mohammad Riza Dauly mengungkapkan, tidak hanya ikan nila dalam keramba yang mati, ikan di luar jala apung itu pun juga ikut mati.

img

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, Mohammad Riza Dauly ST MT. Foto-bakabar.com/hendra

"Dari hasil uji kualitas air, PH air masih relatif normal di angka tujuh, namun kadar oksigen terlarut (DO) menurun menjadi 0,8 persen," tutur Dauly, sapaan akrab Kadis Perikanan Banjar itu.

Semestinya, lanjut Dauly, standar kadar oksigen itu pada angka 4 %. "Ini artinya kondisinya sudah ekstrim atau membahayakan," imbuhnya.

Saat ini pihaknya masih melakukan uji lab di BPAT. Namun sekarang kondisinya makin parah.

Sejak awal diketahuinya banyak ikan mati, Dauly mengaku sudah memberikan imbauan agar segera dipanen atau memberikan vitamin untuk mencegah kematian massal lebih banyak lagi.

“Kami juga meminta agar para pembudidaya menyiapkan wadah penampungan ikan yang mati sebelum dikubur, dan kami tidak menyarankan membuang bangkai ikan ke sungai ” imbaunya.

Penerapan pola pembudidayaan ikan yang baik dan benar juga sudah ia arahkan kepada pembudidaya ikan.

Seperti misalnya tidak menahan hasil panen, menebar bibit benih melebihi batas dan lannya.

"Kalau sudah siap panen langsung saja panen, jangan menunggu harga tinggi. Bibit ikan yang harusnya diisi tiga ribu ekor jangan sampai lebih. Kabarnya ada yang sampai mengisi sampai 15 ribu bibit," jelas Dauly.

Ia menambahkan, kepastian penyebab matinya belasan ribu ikan di Kecamatan Karang Intan ini, masih menunggu hasil uji laboratorium BPAT 15 hari ke depan.

Baca Juga: Pulang Rakernas, Bang Dhin Tawarkan Eco Officedi Sekretariat DPRD Kalsel

Baca Juga: Uniska Wisuda 2.072 Sarjana, Ingat Pesan Rektor!!!

Baca Juga: Lewat Command Center, Kalimantan Selatan Makin Kekinian

Baca Juga: Kreatif, Pengrajin di Kotabaru Sulap Limbah Ulin Jadi Barang Berharga

Reporter: Ahc22Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner