bakabar.com, JAKARTA - Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) Perwakilan Jawa Barat mencatat jumlah investor pada pasar modal dari Jawa Barat merupakan yang paling banyak di Indonesia.
Kepala BEI Perwakilan Jawa Barat Reza Sadat Shahmeini mengatakan hingga Februari 2023 tercatat ada sebanyak 2.376.284 warga ber-KTP Jawa Barat yang menjadi investor. Sedangkan total investor di Indonesia yakni sebanyak 10,6 juta.
"Itu angka investor di pasar modal ya, yang investasinya dengan berbagai instrumen, saham, obligasi, reksadana, dan yang lainnya," kata Reza di Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/3).
Menurutnya peringkat pertama jumlah investor di Indonesia itu diisi oleh daerah Jawa Barat sejak tahun 2020, mengungguli daerah Jakarta.
Baca Juga: Penguatan Bursa di Kawasan dan Global, IHSG Terkerek Naik
Kini menurutnya mayoritas investor merupakan kalangan yang berusia muda. Di Jawa Barat, menurutnya 40 persen dari jumlah investor itu merupakan warga berusia 18-25 tahun, kemudian 28 persen merupakan warga berusia 41 tahun ke atas.
"Sekarang mayoritas generasi zilenial jadi investor, itu yang menyebabkan pertumbuhan dunia investasi," ujar dia.
Dari 2,4 juta jumlah investor di Jawa Barat itu, Reza mengatakan ada sebanyak Rp118 triliun lebih aset investasi. Yang paling banyak, menurutnya aset itu merupakan investasi di bidang saham sebesar 85 persen.
"Faktor adanya COVID-19 juga menjadi pendorong kenaikan jumlah warga yang bermain di pasar modal, karena sekarang sambil rebahan pun sudah bisa bermain saham," katanya.
Baca Juga: BEI Optimistis Pasar Modal Syariah Tumbuh 10 Persen Tahun ini
Meski begitu, banyaknya warga di Jawa Barat yang aktif di pasar modal itu tidak serta merta disertai dengan pemahaman literasi. Sehingga pihak BEI Jawa Barat juga berupaya untuk meningkatkan pemahaman investor mengenai pasar modal.
Di antaranya, kata dia, BEI Perwakilan Jawa Barat pun rutin menggelar sekolah pasar modal dengan biaya yang gratis. Dengan begitu, warga yang memiliki modal pun tidak asal-asalan dalam berinvestasi.
"Main saham jangan asal beli, kita harus tahu betul, produknya laku nggak, bukan tebak-tebakan, kebanyakan saat ini investor masih awam, mungkin masih tebak-tebakan, kemampuan analisanya belum dipertajam," pungkasnya.
â