bakabar.com, BANJARMASIN - Saat hari raya Iduladha, sudah menjadi tradisi untuk mengonsumsi daging kurban bersama keluarga. Segala macam menu pun biasa dihidangkan di meja, mulai dari sate, tongseng, hingga rendang. Namun, hal ini bisa menjadi suatu dilema bagi mereka yang memiliki kolesterol tubuh tinggi.
Menurut data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gr daging kambing, terkandung lemak total 9,2 gr dan kolesterol 70 mg. Sementara itu, dalam 100 gr daging sapi, terkandung lemak total 14 gr dan kolesterol 70 mg.
Lantas, bagaimana cara mengolah dan menyantap daging kurban dengan aman?
Baca Juga: Ini Cara Mencairkan Daging Beku dengan Mudah dan Tetap Higienis
Ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen, mengungkapkan bahwa mengonsumsi daging kurban diperbolehkan untuk siapa saja, asal tetap bijak dalam mengonsumsinya dan tidak berlebihan.
"Alangkah lebih baik jika daging kurban ini diolah dengan cara yang lebih body friendly, artinya adalah dibandingkan Anda menyalahkan daging kurbannya lebih baik anda cek bagaimana cara mengolah daging kurban yang baik," kata dr Tan dikutip dari detikHealth, Jumat (30/6).
dr Tan juga menyarankan supaya masyarakat tidak mengonsumsi daging kurban berlebihan. Ini bisa dilakukan dengan menakar menggunakan telapak tangan.
Baca Juga: Selain Nanas, Ini 7 Bahan Alami yang Bisa Bikin Daging Kurban Jadi Empuk
"Ketika berbicara secukupnya, maka porsi makan setiap orang akan berbeda. Takaran secukupnya bisa menggunakan ukuran telapak tangan sendiri, besar dan tebalnya itu seukuran telapak tangan dalam satu kali makan, itu cukup," kata dr Tan.
"Tapi perlu diingat, konsumsi daging kurbannya sudah cukup, nasinya juga jangan terlalu banyak, tidak baik juga," sambungnya.
Tak hanya itu, dr Tan juga menyarankan sebaiknya masyarakat mengolah daging kurban menggunakan bumbu nusantara yang kaya akan rempah.
"Olahannya lebih baik pake olahan nusantara saja karena kan masakan nusantara kaya akan rempah. Selain memberikan aroma, rempah-rempah yang dipakai juga kaya akan antioksidan yang baik bagi tubuh," pungkasnya.