bakabar.com, BANJARMASIN - Banjir yang menerpa Kalimantan Selatan selama dua pekan ini berdampak terhadap distribusi batu bara ke pembangkit listrik PT PLN (Persero).
Bahkan berdasarkan laporan PLN, sampai saat ini stok batu bara untuk pembangkit listrik PLNhanya cukup untuk lima hari.
Biasanya, stok batu bara PLN bisa mencapai sekitar 15 hari dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer) mencapai sekitar 20-25 hari.
Lantas bagaimana nasib listrik di Kalsel?
Ekonom Kalsel, Mohammad Zainul mengatakan tak bisa dipungkiri jika banjir ini menyerang segala sektor.
Bukan hanya rumah penduduk, namun juga sumber penghasilan masyarakat seperti lahan pertanian, perkebunan dan perikanan.
"Dampak yang ditimbulkan akibat banjir ini tergolong sangat besar. Tidak hanya merobohkan rumah penduduk, akan tetapi juga sumber penghasilan masyarakat, seperti lahan pertanian, perkebunan, dan perikanan," ucap Mohammad Zainul kepada bakabar.com, Kamis (28/1) siang.
Terlebih, sejumlah fasilitas infrastruktur seperti jalan dan jembatan juga mengalami kerusakan parah.
Sehingga secara otomatis mengganggu lalu lintas perekonomian. Salah satunya, distribusi batu bara menuju lokasi pembangkit listrik yang ada di Kalsel.
"Oleh karena itu, sangat wajar kalau stok batu bara PLN mulai menipis karena perusahaan batu bara kesulitan untuk menyuplai batu bara," tegas Dosen FE Uniska Banjarmasin ini.
Namun sesulit apapun kondisinya, tambah dia, ini harus terus diupayakan agar suplai batu bara bisa terus berjalan.
"Sebab apabila tak ada suplai batu bara, maka tak menutup kemungkinan akan terjadi pamadaman massal yang akan berdampak kurang baik terhadap perekonomian masyarakat."
"Bilamana tidak ada upaya yang dilakukan agar suplai batu bara selama lima hari ke depan, potensi itu pasti ada. Karena menurut pengakuan PLN, stok batu bara yang ada hanya cukup sampai 5 hari ke depan. Tapi menurut perkiraan saya apalagi sudah ada pertemuan antara pihak PT. PLN dengan perusahaan batu bara, mungkin itu tak sempat terjadi," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, RidwanDjamaluddin mengatakan berdasarkan laporan dari PLN, sampai saat ini stok batu bara untuk pembangkit listrik PLNhanya cukup untuk lima hari.
Biasanya, stok batu bara PLN bisa mencapai sekitar 15 hari dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer) mencapai sekitar 20-25 hari.
“Dalam rapat terakhir kemarin, saya sudah tanya pasokan kemarin, tersedia berapa hari? dijawab Direktur Energi Primer PLN, sampai saat ini lima hari,” ungkap Ridwan dilansir CNBCIndonesia.
Namun demikian kata dia, pihaknya akan memprioritaskan dan mengupayakan agar pembangkit listrik PLN tetap berjalan normal.
"Prioritas kami, utamakan listrik PLN nggak mati," katanya.
Dia mengungkapkan, 54 perusahaan pemasok batu bara ke PLN tetap berkomitmen memenuhi pasokan batu bara ke PLN.
"Kita sudah lakukan pertemuan dengan pihak terkait, pasokan ke PLN tidak boleh tidak cukup, semua perusahaan pemasok menyatakan komitmen penuhi kewajibannya, dari 54 perusahaan menyatakan komitmen, ini yang paling penting," tuturnya.
Sesuai kebijakan pemerintah, perusahaan batu bara harus memasok 25% produksinya untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO). Tahun ini pemerintah memperkirakan batu bara untuk domestik mencapai 137 juta ton.
"Ekspor baru boleh kalau ini (DMO) terpenuhi. Pemerintah apresiasi perusahaan batu bara yang telah mementingkan penggunaan batu bara untuk dalam negeri," pungkasnya.