bakabar.com, BATULICIN – Sejumlah warga mengkritik pengerjaan ruas Jalan Nasional Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Hal itu karena sebagian titik jalan yang baru diaspal sudah retak dan bergelombang.
“Padahal ruas jalan itu baru diaspal setelah lebaran kemarin. Tapi sekarang sebagian sudah retak dan bergelombang,” sebut Bambang, warga Satui yang sering melintas di ruas jalan tersebut, Rabu (31/07).
Bambang menilai mestinya ruas jalan yang baru dibangun tidak mengalami kerusakan secepat itu. Apalagi, secara umum pengerjaan jalan nasional belum selesai 100 persen. Di beberapa titik, misalnya, proses perkerasan masih terus dilakukan.
“Ruas jalan yang retak dan bergelombang itu berada di depan Polsek Angsana,” katanya.
Agus, pengguna jalan lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Ia berharap instansi terkait segera mengevaluasi kualitas aspal dan proses perbaikan jalan nasional tersebut.
“Tentu harus dievaluasi. Kalau dilihat memang begitu aspalnya, sudah banyak yang retak,” katanya.
Sebelumnya, Balai Besar Jalan Nasional Wilayah XI menganggarkan perbaikan jalan nasional dari Asam-asam, Kabupaten Tanah Laut, sampai Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp 50 miliar.
Dalam surat dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tertulis dari 148 kilometer Jalan Nasional yang akan diperbaiki, sepanjang 1,9 kilometer akan direkonstruksi, sementara sisanya, sepanjang 146,1 kilometer akan dilakukan preservasi pemeliharaan rutin, dan rehabilitasi jalan serta jembatan.
Namun, terkait keluhan warga ini, pihak Balai Besar Jalan Nasional Wilayah XI belum memberikan tanggapan. Wartawan apahabar com, sudah beberapa kali mencoba mengkonfirmasi, tapi belum mendapat jawaban.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanah Bumbu melalui Kabid Bina Marga, Hernadi, mengaku belum melakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar Jalan Nasional Wilayah XI. Ia juga belum meninjau kondisi terkini ruas Jalan Nasional di Kecamatan Angsana.
“Belum. Saya belum melihat kondisi terakhir di sana,” kata Hernadi, singkat.
Baca Juga: Dibanding 2018, Kasus Karhutla di Tanbu Jauh Menurun
Baca Juga: Sekolah Kejuruan di Tanbu Harusnya Buka Jurusan Pariwisata
Reporter: Puja Mandela
Editor: Aprianoor