bakabar.com, BANJARMASIN - Meski Barito Putera sedang tampil positif di Liga 1 musim 2023/2024, terselip sedikit kekhawatiran perihal konsistensi dan kedalaman skuad.
Hingga pekan ketiga, Barito Putera belum sekalipun menelan kekalahan dan memuncaki klasemen sementara dengan 7 poin. Ini merupakan catatan apik untuk klub yang selama dua musim berkutat di zona degradasi.
Dalam 3 pertandingan tersebut, Barito Putera juga memasang starter yang sama. Tidak terjadi perubahan signifikan, terkecuali penggantian Hasim Kipuw dengan Makan Konate yang sempat terkendala administrasi.
Dari 33 pemain yang didaftarkan, 13 di antaranya sama sekali belum merasakan menit bermain.
Artinya baru 20 pemain yang diturunkan pelatih Rahmad Darmawan, 7 di antaranya berstatus pemain pengganti dengan menit bermain tidak lebih dari 45 menit atau satu babak.
Di antara 7 pemain pengganti, Bagus Kahfi membukukan waktu terbanyak dengan 37 menit dalam tiga pertandingan.
Sisanya seperti Nazar Nurzaidin, Buyung Ismu Lessy, Ferdiansyah, Chris Rumbiak, Ilham Mahendra dan Muhammad Firly ditampilkan selama tidak lebih dari 10 menit.
Adapun pemain yang telah menjadi starter dalam 3 pertandingan, rata-rata telah membukukan 260 hingga 270 menit bermain.
Situasi tersebut tak urung membuat fans mengkhawatirkan kedalaman skuad Barito Putera. Oleh karena terkesan diturunkan untuk membuang waktu, mental pemain pengganti berpotensi belum 'masuk' ke kompetisi.
Padahal dalam kompetisi berformat liga, semua pemain harus memiliki mental yang sama. Pemain pelapis sudah siap berkompetisi, ketika badai cedera dan kelelahan mulai menggelayuti pemain utama.
Terlebih kalau Barito Putera menargetkan gelar juara, jumlah pertandingan yang akan dihadapi juga lebih banyak.
Diketahui setelah semua klub memainkan 34 pertandingan reguler series, empat klub teratas masih akan bermain di championship series untuk memperebutkan gelar Juara Liga 1 2023/2024.
Baca Juga: RANS Ditekuk Persita, Barito Putera Aman di Puncak Klasemen Liga 1
Baca Juga: Bartman Full Senyum, Barito Putera Gasak PSS Sleman di Demang Lehman
Sudah banyak contoh klub-klub yang sangar di paruh pertama liga, tetapi melempem di paruh kedua. Contoh terbaru adalah Arsenal yang gagal menjadi juara Liga Inggris 2022/2023.
Sejumlah pengamat sepakbola sepakat bahwa kegagalan Arsenal disebabkan minim pengalaman, tak punya mental juara, kedalaman skuad buruk, keterbatasan rotasi pemain dan taktik usang.
Faktanya pelatih Arsenal, Mikel Arteta, terlalu percaya dengan 11 pemain utama dam jarang melakukan rotasi pemain-pemain penting. Imbasnya ketika pemain inti absen, Arsenal kelimpungan mempertahankan performa kolektif.
Dikutip dari Kompas, terdapat 15 pemain Arsenal yang mencatatkan lebih dari 15 penampilan di Liga Inggris 2022/2023. Namun hanya 11 pemain yang pernah menjadi starter lebih dari 10 pertandingan.
Berbeda dengan Manchester City yang akhirnya menjadi juara. Pelatih Josep Guardiola memainkan 16 pemain dengan koleksi lebih dari 15 pertandingan. Pun 16 pemain ini telah mencatatkan lebih dari 10 kali tampil sebagai starter.
Percaya Diri
Terkait kekhawatiran fans, ditambah fakta buruk tentang Arsenal di Liga Inggris, Rahmad Darmawan belum merasa khawatir soal kedalaman skuad Barito Putera.
"Ketika semua pemain sedang dalam top perform, saya merasa tidak memiliki alasan untuk memainkan pemain pelapis," ungkap Rahmad dalam konferensi pers seusai Barito mengalahkan PSS Sleman, Jumat (14/7).
"Untuk menjaga kondisi pemain pelapis tetap prima, mereka dimainkan dalam beberapa pertandingan uji coba yang masih akan dijalani," sambung mantan pelatih RANS Nusantara ini.
Seiring kiat menjaga kebugaran dan mental bermain, Rahmad Darmawan juga percaya bahwa kualitas pemain cadangan Barito Putera masih mumpuni.
"Seperti ketika menghadapi PSS Sleman. Bagus Kahfi yang masuk di babak kedua, bermain cukup baik," tukas Rahmad.
Keberadaan lebih banyak pemain berpengalaman dalam starting eleven, juga bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan Rahmad untuk mengantisipasi seluruh gaya permainan lawan yang berbeda-beda.
"Saya membutuhkan kedalaman skuad dengan pemain berpengalaman yang mengerti perubahan taktikal dari satu pertandingan ke pertandingan lain," jelas Rahmad.
"Banyak lawan yang bermain dengan teknik dan taktikal berbeda. Persis Solo bermain berbeda dengan Persita yang lebih cepat. Kemudian Persija kuat dengan 3-5-2, atau PSM yang menjadi juara dengan cara permainan berbeda lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Bersiap Melawat ke Kandang Persebaya, Barito Putera Dilarang Kendor
Baca Juga: Langganan Zona Degradasi Lagi Barito Putera?