bakabar.com, MARABAHAN – Akibat usia dan korosi, tidak sedikit tiang listrik besi di Barito Kuala yang mulai bertumbangan.
Kejadian terakhir terjadi di Desa Sungai Kambat, Kecamatan Cerbon, Senin (11/11) sore. Dibantu terjangan angin puting beliung, enam tiang listrik patah.
Tidak cuma memutus aliran listrik, tiang yang patah juga menutupi jalan dari dan menuju Marabahan. Beruntung ketika kejadian, tidak terdapat pengendara yang melintas.
Sementara sebelumnya warga Desa Belandean Dalam Kecamatan Alalak, juga melaporkan beberapa tiang yang roboh dan menghalangi jalan.
Itu belum terhitung sejumlah tiang listrik yang miring di Desa Puntik Luar Kecamatan Mandastana.
“Kalau terus dibiarkan miring, bisa saja tiang tersebut roboh dan menimpa warga,” papar Ibrahim, salah seorang warga Marabahan.
“Andai cuma miring, mungkin masih bisa ditahan dengan tali. Tetapi kalau memang patah, tentu harus diganti,” imbuhnya.
Untungnya reaksi PLN Rayon Marabahan terbilang cukup cepat. Tiang-tiang yang roboh di Sungai Kambat langsung diganti, kendati tidak semuanya baru.
“Tak cuma tiang, karena kabel dan aliran listrik juga mendapatkan pemeliharaan,” papar Supervisor Pelayanan Pelanggan PLN Rayon Marabahan, Abdul Muzawir, Sabtu (16/11).
“Kecuali untuk kejadian darurat, penggantian tiang listrik tak bisa langsung dilakukan. Kami hanya bisa meneruskan usulan-usulan ke PLN Wilayah Kalselteng untuk pengadaan,” imbuhnya.
Diestimasi usia tiang listrik dari besi sekitar 20 hingga 30 tahun. Namun pengaruh air asam seperti yang terjadi di wilayah Batola, bisa memperpendek usia tiang.
Terkait status sebagai unit pelayanan pelanggan, PLN Rayon Marabahan juga tidak memiliki banyak stok tiang listrik baru. Hal ini sekaligus menjawab pemasangan tiang-tiang bekas untuk kejadian darurat.
“Pengusulan sendiri berhubungan dengan sistem anggaran dan perencanaan pekerjaan. Namun kalau terdapat sisa anggaran atau material, pasti langsung diganti baru,” jelas Muzawir.
Guna memantau kondisi tiang listrik dan gangguan lain, PLN Rayon Marabahan juga berjanji memperhatikan pengaduan masyarakat melalui call center 123.
“Lebih baik mengadu melalui call center dibanding menuliskan keluh-kesah melalui media sosial. Seandainya tidak memperhatikan pengaduan, kami pasti ditegur atasan,” tegas Muzawir.
“Khusus di Batola, kami juga memiliki grup Whatsapp yang beranggotakan ratusan kepala desa. Kalau terjadi gangguan kelistrikan, kepala desa bisa langsung berkomunikasi dalam grup tersebut,” tandasnya.
Baca Juga:Pesan Zairullah Kepada Wisudawan STIA Bina Banua: Tiru Nadiem Makariem
Baca Juga:Keuangan RSUD Ulin 'Di Ujung Tanduk', Memelas BPJS Kesehatan Bayar Tunggakan
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Aprianoor