bakabar.com, BANJARBARU – Belakangan warga Banua mengeluhkan banyaknya kera ekor panjang dan beruk (bangkui) atau dikenal dengan nama latin macaca nemestrina masuk ke permukiman warga.
Salah satu daerah yang mengeluhkan itu, yakni warga Malilingin dan Batu Laki, Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan.
Menanggapi keluhan itu, Kepala BKSDA Kalsel, Mahrus Aryadi, mengatakan pihaknya sudah mempelajari terkait banyak hewan liar yang masuk ke permukiman warga di Kabupaten HSS itu.
“Hutan di sana sempat terjadi kebakaran pada tahun 2015 lalu. Dan karena adanya pembukaan lahan oleh perusahaan, itu juga menyebabkan para satwa liar merambah permukiman,” ujarnya, Selasa (18/5).
Banyak pembukaan lahan, menurut Mahrus hal itu mendesak hewan liar yang ada di hutan menjadi kehilangan tempat tinggal.
“Jangan kita anggap tanah ini hanya untuk kita manusia, tapi mereka [hewan liar] juga berhak atas bumi. Ini tidak bisa saling dilepaskan, mereka adalah penyeimbang keberlangsungan hidup kita,” imbuhnya.
Mahrus bilang, pihaknya juga sudah menanam pohon-pohon cempedak, nangka dan lainnya.
“Buah itu kan harum, jadi mereka suka. Paling tidak mereka lebih betah di hutan dan tidak merambat ke permukiman warga lagi,” ucapnya.
Selain itu, ke depan, pihaknya juga akan mendorong penangkaran-penangkaran burung indemik maupun dari luar yang dipelihara.
“Kita juga sudah kerja sama dengan Polda Kalsel untuk melakukan sosialisasi satwa yang dilindungi,” bebernya.