bakabar.com, KOTABARU – Carut marut ekonomi warga kecil terdampak pandemi Covid-19 membuat salah satu perusahaan produsen semen Tiga Roda PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk Plant Tarjun di Kotabaru turun tangan. Perusahaan ini memanfaatkan bekas galian kawasan pertambangan untuk dipergunakan sebagai lahan usaha baru bagi masyarakat binaan.
Tidak hanya itu, perusahaan Indocement membekali pelatihan warga membudidaya keramba apung dan memberikan bantuan bibit ikan sebanyak 12000 ekor.
Sebelumnya, budidaya ikan nila dilakukan uji coba masyarakat petambak. Mereka sukses membuat keramba apung di area bekas pertambangan yang ada di Desa Serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Kotabaru.
Dijumpai wartawan, instruktur pelatihan I Wayan Sudhiarta menjelaskan, kegiatan diawali dengan pelaksanaan pelatihan di Pusat Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) Indocement.
Materi yang disampaikan berkaitan dengan tata cara memelihara ikan nila. Itu mulai dari pembibitan, pemilihan induk sampai kepada pemeliharaan dan panen, serta diberikan pula cara menentukan keramba atau dengan kata lain adalah persyaratan lokasi, kualitas benih yang ditabur, pakan dan kualitas air.
“Nah, menjadi hal menarik karena media yang dipakai oleh kelompok petambak adalah areal bekas galian tambang dan itu tentunya menjadi upaya yang baik guna memanfaatkan lahan tersebut menjadi kawasan perikanan. Namun, perlu diingat juga tidak semua kawasan itu bisa di pergunakan tergantung dari topografi dan kualitas airnya, yang jelas syarat utamanya adalah pada air yang cocok untuk budidaya ikan nila,” ujar Wayan, Rabu (13/5) siang.
Wayan menambahkan, untuk tahap awal, cukup bagus yang mana bibit ikan yang dipelihara dari 12.000 bibit yang ditebar hanya sekitar 5% saja tingkat kematiannya. Sisanya dapat dipertahankan sampai dengan waktu panen.
“Jadi, kita melihat tahap awal sangat bagus sekali. Perusahaan akan terus memantau perkembangannya dalam melihat kondisinya dilapangan dan tingkat keberhasilannya tergantung dari kemauan para pelaku usahanya dan hal lainnya pasti akan menjadi perhatian agar usaha yang dijalankan dapat berhasil sesuai harapan,” tuturnya.
Sementara, salah satu petambak, Mudrikah mengatakan, dipilihnya lahan eks tambang dikarenakan dari segi pembiayaan lebih murah dengan lahan yang sudah tersedia hanya bermodalkan sedikit kayu dan batang bambu serta untuk mengawasinya tidak jauh dari areal permukiman warga sehingga memudahkan.
“Tentu saja, kami sangat bersyukur adanya bantuan pelatihan oleh Indocement, soal budidaya ikan nila dengan sistem keramba apung serta bantuan belasan ribu bibit ikannya. Terlebih adanya pembinaan tentang kawasan bekas galian tambang ternyata di wilayah kami bisa dimanfaatkan. Tentu itu menjadi angin segar bagi kami,” katanya.
Kepala Desa Serongga, Akhyar Maulana sangat apresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh Indocement dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelatihan budidaya ikan nila, dan pemanfaatan lahan bekas galian tambang.
“Perlu diketahui, Indocement telah banyak membantu. Saya rasa kebijakan perusahaan dengan program CSR nya pasti sangat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat, namun bilamana nantinya masih ada kekurangan tentu akan di sinergikan dengan program kegiatan perusahaan,” tambahnya.
Management Indocement Tarjun, H Teguh Iman Basoeki menuturkan, perusahan berkomitment terus menjalankan program CSR walaupun dengan tetap memenuhi protokol covid19.
Program tersebut termasuk dalam CSR pillar pembangunan ekonomi dan pendidikan tahun 2020.
Perusahaan melaksanakan pelatihan. Tujuannya untuk memberikan ilmu dasar dalam budidaya perikanan khususnya dengan menggunakan keramba apung, sehingga masyarakat desa yang berminat dapat mengembangkan dan memanfaatkan lahan-lahan untuk budidaya ikan.
"Budidaya perikanan keramba apung menjadi alternatif tambahan dalam memberikan nilai tambah ekonomi masyarakat dan menjadi salah satu sumber ikan bagi pasar dan kebutuhan lokal utamanya di tengah pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Reporter: Masduki.
Editor: Muhammad Bulkini