bakabar.com, MARTAPURA – Pangkalan Muslim Fahmi de Musfa melakukan terobosan dengan menetapkan harga gas elpiji di bawah harga pasar.
Itu dilakukan untuk membantu perekonomian masyarakat di tengah pandemi. Di pangkalan itu, gas elpiji dijual Rp 18 ribu.
Padahal, di sejumlah pangkalan lain mematok harga di atas Rp 18 ribu. Bahkan, ada yang mencapai Rp 35 ribu.
“Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar pemilik pangkalan, Fahmi kepada bakabar.com Minggu (1/11) sore.
Dia menilai sejauh ini Pemkab Banjar kurang gencar melakukan operasi pasar, sehingga harga si melon terus melambung.
“Karena itu, operasi pasar diharapkan terus dilanjutkan, apalagi di tengah kondisi ekonomi saat ini yang masih lesu terdampak pandemi Covid-19,” tambahnya.
Pangkalan yang baru beroperasi beberapa pekan lalu itu mendistribusikan gas elpiji 3 kg melalui kartu antre. Untuk menghindari kerumunan massa, tiap kloter pengambilan gas elpiji dibatasi untuk 5 orang saja.
“Setiap 10 hari dapat pasokan gas elpiji. Cara pembagiannya melalui kartu antre," jelasnya.
Usaha Pangkalan Muslim Fahmi de Musfa menurunkan harga gas elpiji disambut baik masyarakat.
“Semoga pangkalan seperti ini diikuti oleh yang lain. Harapan kami sebagai orang kecil supaya harga gas elpiji murah dilanjut terus. Syukur-syukur kalau bisa rutin sampai ekonomi stabil,"harap warga Kraton Saptu, Zainah.
Saat menjual gas elpiji murah pada Sabtu (31/10) kemarin, Pangkalan Muslim Fahmi De Musfa berhasil menjual 200 tabung gas elpiji 3 kg dalam waktu kurang dari satu jam.