bakabar.com, JAKARTA – Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan kinerja positif dari bank swasta merupakan imbas dari penyaluran kredit terhadap UMKM.
Hal tersebut terlihat dari pembagian dividen jumbo yang dilakukan oleh empat bank swasta, yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).
“Itu memperlihatkan bahwa kinerja mereka sepanjang 2022 terjaga dengan baik, kenapa bisa begitu saya melihatnya karena ada pengaruh dari peningkatan penyaluran kredit perbankan,” ujarnya kepada bakabar.com, Sabtu (15/4).
Sebagai informasi, keempat bank tersebut berencana melakukan aksi korporasi dengan membagikan dividen dengan nominal besar dalam waktu dekat. BNGA akan melaksanakan pembagian dividen tunai senilai Rp2,87 triliun (gross). Kemudian BNLI juga siap membagikan dividen tunai senilai Rp542 miliar (gross) atau sebesar Rp15 per saham.
Baca Juga: Segera IPO, Multivision Plus Tawarkan Harga Rp225- Rp250 per Saham
Berikutnya BDMN berencana membagikan dividen dari laba tahun buku 2022 sebesar Rp1,15 triliun. Serta, NISP yang juga menebar dividen tunai sebesar Rp1,33 triliun.
Reza menilai pembagian dividen tersebut sebagai tanda bahwa masing-masing bank memiliki nilai kas yang cukuo besar. Hal itu merupakan hasil dari masifnya penyaluran kredit yang diberikan oleh masing-masing bank kepada masyarakat.
“Permintaan kredit yang mengalami peningkatan bisa jadi disebabkan imbas dari pemulihan ekonomi. Artinya kalau kita lihat pasca covid sejumlah industri sudah mulai mengalami perbaikan,” jelasnya.
Selain penyaluran kredit kepada UMKM, masifnya pemberian pinjaman dalam bentuk kredit konsumer kepada masyarakat juga berdampak pada kinerja perusahaan.
Baca Juga: Grup Harita (NCKL) Resmi Melantai di Bursa, Saham Dibuka Stagnan
Ia mencontohkan NISP yang cukup gencar menyalurkan kredit konsumer ke masyarakat sehingga dapat membukukan kinerja positif sepanjang 2022.
“Kredit konsumer seperti penyaluran KPR, kredit kendaraan, termasuk kartu kredit. Sehingga ketika calon debitur masih memiliki tingkat kolektabilitas yang baik pasti akan berimbas pada kinerja bank,” pungkasnya.