Bank Kalsel

Bank Kalsel Beri Edukasi di Hari Indonesia Menabung

Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa saban 20 Agustus adalah Hari Indonesia Menabung.

Featured-Image
Bank Kalsel hadirkan OJK di momen Hari Indonesia Menabung untuk mengedukasi masyarakat. Foto-Bank Kalsel

bakabar.com, BANJARMASIN - Mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa saban 20 Agustus adalah Hari Indonesia Menabung. Ya, hal ini sesuai Keppres nomor 26 tahun 2019.

Hari Indonesia Menabung tersebut dibahas dalam Obligasi (Obrolan Lintas Generasi) Bank Kalsel episode 19 2024 di kanal YouTube Bank Kalsel.

Gina dan Hafiz, pemandu acara, menghadirkan Andika Prasetia, Kepala Sub Bagian Edukasi Perlindungan Konsumen OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Kalsel.

“Menabung itu penting dalam kehidupan kita. Karena kita pasti punya keinginan atau impian, juga untuk antisipasi menghadapi inflasi atau harga barang yang selalu naik maupun krisis, contoh seperti Covid-19 lalu,” jelas Andika.

Ditekankan, pemerintah menargetkan 90 persen rakyat Indonesia menabung, sebab itu para regulator mendorong masyarakat menabung di perbankan.

“Otoritas Jasa Keuangan bersama kementerian dan lembaga terkait serta Lembaga Jasa Keuangan formal terus bersinergi dalam melakukan berbagai program sebagai bentuk kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap inklusi keuangan dan upaya menumbuhkan budaya serta mendorong masyarakat untuk menabung sejak dini,” papar Andika.

Menabung bisa di mana saja, menabung di bank dalam bentuk tabungan, menabung di pasar modal dalam bentuk reksa dana dan saham, menabung emas di pergadaian, menabung di dana pensiun untuk perlindungan di hari tua, menabung di asuransi untuk jaminan kesehatan, dan lain sebagainya.

Dengan budaya menabung di lembaga jasa keuangan formal maka kita juga memberi manfaat bagi sesama, menggerakkan roda perekonomian dan turut membantu pemerintah dalam mendorong kemandirian pembiayaan pembangunan nasional

“Pada 2024, kelompok disabilitas mendapat perhatian agar punya hak yang sama dengan masyarakat yang lain untuk bisa menabung, apalagi menabung tidak perlu ke bank tapi bisa melalui aplikasi digital,” terang Andika.

Survey OJK pada 2019-2022, tingkat inklusi masyarakat mencapai 85 persen terkait line produk keuangan atau sudah banyak punya buku tabungan, namun literasi masih 49 persen yang tahu manfaat dan risiko, antara lain bagaimana pengunaan ATM dan sistem digital.

Editor


Komentar
Banner
Banner