Tak Berkategori

Banjir Sudah Berlalu, Warga Desa Kunyit dan Panjaratan Tinggalkan Pengungsian

apahabar.com, PELAIHARI – Setelah diterjang banjir besar, warga Desa Kunyit Kecamatan Bajuin dan Desa Panjaratan Kecamatan…

Featured-Image
Sejumlah jemuran warga Desa Kunyit sepulangnya dari pengungsian. Foto: apahabar.com/Ali Candra

bakabar.com, PELAIHARI – Setelah diterjang banjir besar, warga Desa Kunyit Kecamatan Bajuin dan Desa Panjaratan Kecamatan Pelaihari, mulai meninggalkan pengungsian, Minggu (24/1).

Kedua desa itu merupakan kawasan banjir terparah yang disebabkan luapan Sungai Tabanio sejak, Kamis (14/1). Imbasnya ratusan warga harus mengungsi ke desa terdekat.

Lantas seiring penurunan curah hujan, air mulai surut. Warga pun meninggalkan pengungsian dan pulang ke rumah masing-masing.

Hal pertama yang dilakukan warga adalah membersihkan rumah. Sementara tempat umum seperti rumah ibadah, dibersihkan secara gotong-royong.

“Dalam beberapa hari terakhir, banyak warga yang kembali ke rumah. Bahkan kami baru saja gotong- royong membersihkan tempat-tempat umum,” ungkap Jatun, Sekretaris Desa Kunyit.

Selain membersihkan seisi rumah, warga juga sibuk menjemur sejumlah perabotan, termasuk pakaian, bantal dan kasur yang basah.

“Termasuk gabah yang basah terendam, juga langsung dijemur. Semoga tidak terjadi banjir lagi,” harap Jatun.

Sementara aparat desa mulai mendata kerusakan yang disebabkan banjir, “Mulai dari jalan, jembatan dan tanggul yang rusak, semuanya mulai didata,” jelas Jatun.

“Hasil pendataan itu akan segera disampaikan kepada Pemkab Tanah Laut agar segera mendapatkan penanganan,” imbuhnya.

Aktivitas serupa juga dilakukan warga Desa Panjaratan. Seusai kembali dari pengungsian, mereka sibuk membersihkan rumah yang kotor terendam banjir.

“Selain endapan lumpur, banyak sampah yang menempel di dinding maupun lantai rumah,” papar Sahibul Yani, Kepala Desa Panjaratan.

Sebagian warga juga menjemur gabah yang tidak sempat diselamatkan dari terjangan banjir terparah dalam sejarah.

“Kami mengalami banjir terparah dari sebelumnya, karena sampai merendam rumah. Pertanian rusak dan ternak warga banyak yang mati,” tandas Yani.



Komentar
Banner
Banner