Kalsel

Banjir Belum Reda, Warga Desa Bincau Terancam Kekurangan Makanan

apahabar.com, MARTAPURA – Menginjak hari ke-14, bantuan bagi korban banjir di Kalimantan Selatan, khususnya Martapura, terus…

Featured-Image
Para pencinta alam dari berbagai penjuru Kalimantan turut serta menyalurkan bantuan ke warga Desa Bincau, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang terisolir akibat banjir. Foto-foto: Ezra for apahabar.com

bakabar.com, MARTAPURA – Menginjak hari ke-14, bantuan bagi korban banjir di Kalimantan Selatan, khususnya Martapura, terus mengalir. Namun begitu, tetap saja kurang.

Banjir merendam Kabupaten Banjar sejak 12 Januari lalu. Bantuan terus berdatangan dari penjuru daerah, termasuk provinsi tetangga. Tak hanya logistik, tapi juga relawan.

Seperti yang dilakukan sejumlah relawan dari mahasiswa pencinta alam Carmine Delta Adventurers (Cadas.com) Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi ini. Mereka jauh-jauh datang dari Balikpapan, Kalimantan Timur.

Sejak akhir pekan kemarin, bersama kelompok, mahasiswa, siswa pencinta alam Kalimantan Selatan lainnya, mereka rutin membantu penyaluran bantuan ke Bincau. Desa ini salah satu desa paling terdampak banjir.

Sejak hujan deras melanda, desa tersebut calap oleh genangan air. Tingginya selutut orang dewasa. Bincau terus kekurangan bantuan. Sebab, ada 2.355 korban terdampak banjir di sana. Bincau menjadi desa dengan korban terdampak banjir terbanyak, setidaknya dari 16 desa lain di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

“Sampai hari ini, mereka masih kekurangan sembako, dan obat-obatan,” ujar Ketua Umum Mapala Cadas.com, Graduel Ezra Dua Padang, kepada bakabar.com, Selasa (26/1).

img

Para pencinta alam dari berbagai penjuru Kalimantan turut serta menyalurkan bantuan ke warga Desa Bincau, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang terisolir akibat banjir.

Menggunakan dua perahu karet, Ezra dan delapan relawan lainnya rutin menyalurkan bantuan hasil sumbangan masyarakat. Itu untuk meringankan beban mereka. Sudah dua pekan air merendam akses jalan ke Desa Bincau. Karenanya, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

“Kenapa masyarakat membutuhkan bantuan? karena akses masuk ke Bincau masih susah dilalui. Harus menggunakan perahu. Selain itu bantuan dari pemerintah belum maksimal sehingga mereka kekurangan sandang pangan dan obat-obatan,” ujarnya.

Dari Balikpapan, Ezra tak sendiri. Sudah empat hari ia ditemani Andrey Anastasie Santung di Posko Peduli Bencana di SMA 2 Martapura itu.

Selain Andrey, juga ada relawan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Mahasiswa Universitas Mulawarman, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, hingga Universitas Negeri Negeri Yogyakarta.

Di hari pertama, mereka mendapati korban banjir kekurangan pampers berukuran XL. Termasuk salep gatal. Bantuan yang mereka salurkan adalah hasil kerja sama dengan donatur Maxim.

“Jadi mereka yang langsung membelikan sembako, tapi enggak bikin paket sembako,” ujar Ezra, mahasiswa Teknik Perminyakan ini.

Dari posko, mereka menyalurkannya langsung ke rumah-rumah warga. Posko sejatinya hanya berkisar 1 kilometer dari rumah pembakal atau kepala desa setempat.

Namun Erza bercerita relawan bisa menempuh jarak 17 kilometer. Mengarungi sungai, dengan Landing Craft Rubber atau perahu karet dalam sekali penyaluran bantuan.

“Yang unik di sini enggak ada evaluasi per harinya. Jadi jarak yang ditempuh dan estimasi waktu menjadi tidak pasti. Paling dekat, radius 1-2 kilometer dari posko,” ujarnya.

Dalam kondisi darurat, mereka juga terbiasa mencari tahu sendiri apa yang dibutuhkan warga. Tiap harinya, 175 paket sembako bisa mereka salurkan. Estimasinya, 35-45 paket per perahu. Lebih dari itu, kini stok bantuan tersebut telah habis. Padahal banjir belum juga reda.

“Padahal biasanya banjir surut dalam waktu jam. Semoga bantuan susulan segera tiba,” ujar Ezra mengakhiri.

Dikonfirmasi, Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar M Ilman bilang pihaknya masih terus menginventarisir data warga yang memerlukan bantuan. Pemkab Banjar sudah membentuk Posko Terpadu sejak Sabtu 23 Januari lalu.

“Lewat posko ini, kamu rutin melakukan konferensi secara virtual, dan meng-update perkembangan terkini, serta kebijakan penanganan banjir,” ujar Sekda Ilman.



Komentar
Banner
Banner