bakabar.com, BANJARMASIN – Perhatian pemerintah terhadap para seniman di Kalimantan Selatan, khususnya Kota Banjarmasin, dinilai minim.
Hal itu disampaikan pelukis senior Muhammad Yusran saat pembukaan pameran tunggal "Titik Nadir" di Bengkel Seni Rupa Sholihin, Taman Budaya Kalsel, Minggu (9/1).
Nanang M Yus, begitu ia disapa, berpandangan pemerintah setempat belum memberikan penghargaan yang maksimal kepada para seniman.
"Bentuk penghargaannya seperti apa? Mudah sekali. Buatkan lah sebuah gedung yang diberi nama galeri," ucapnya.
Dia menilai pemerintah baru bisa dibilang menghargai para senimannya setelah memberikan fasilitas untuk menunjang hasil karyanya.
"Saya menilai pemerintah bisa dikatakan menghargai, menghormati dan peduli terhadap seniman, apabila ia menyediakan sebuah galeri agar seniman bisa menampilkan karyanya," tegasnya.
Sejauh menggeluti dunia seni rupa, Nanang tak pernah melihat adanya perkembangan perhatian dari pemerintah, khususnya dalam hal tempat untuk memamerkan karya.
Padahal, kata dia, seniman sudah banting tulang menghasilkan banyak karya. Bahkan, juga menorehkan prestasi yang mengharumkan nama Banua.
"Selama ini tak ada gedung khusus. Ambil contoh, pameran lukisan. Selalu di sini (Bengkel Lukis Sholihin). Ini sebenarnya tidak layak," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, potensi pelukis yang dimiliki Kalsel sangat banyak. Tidak hanya para pelukis berumur, tapi juga potensi yang dimiliki pelukis-pelukis mudanya.
"Untuk menggelar pameran tidak mudah. Perlu banyak biaya. Dan yang paling diinginkan seniman itu adanya tempat khusus. Sehebat apapun pelukis, bila ia tidak berpameran, orang-orang tidak akan pernah tahu. Saya berharap pemerintah bisa lebih peduli akan hal itu," tutupnya.
Pameran tunggal tadi dibuka secara seremoni oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin, Doyo Pudjadi.
Usai membuka pameran, salah satu pejabat penting di lingkup Pemkot Banjarmasin tersebut berjanji bakal membicarakan harapan para seniman, ke Wali Kota Ibnu Sina.
"Sebagai permulaan, kami nantinya akan menggelar ramah tamah bersama para seniman. Sebagai bentuk apresiasi terhadap para seniman. Agar terbangun kolaborasi antara pemerintah dan seluruh senimannya," ungkapnya.
Doyo pun sadar seniman khususnya perupa, memerlukan tempat yang layak untuk bisa menampilkan karya.
Dirinya juga mengakui Bengkel Seni Rupa Sholihin belum layak dijadikan lokasi pameran lukisan.
"Saya tidak bermaksud menghina, tidak. Tapi alangkah baiknya memang ada apresiasi dari pemerintah untuk pembangunan gedung, sehingga ke depan, seniman juga bisa menjadikannya sebagai tempat wira usaha yang profesional," tekannya.
Rencananya, pertemuan akan digelar sebelum 19 Januari mendatang.
"Semoga melalui pertemuan itu bisa jadi momentum nyata untuk perkembangan ke depannya" pungkasnya.