bakabar.com, BANJARMASIN – Safety line mengelilingi bangunan SDN Antasan Besar 7, Jalan Meratus, Kota Banjarmasin.
Berdasarkan informasi di lapangan, garis penanda tersebut sudah dipasang sejak 2018 hingga sekarang.
Alasan dipasangnya karena kondisi bangunannya rusak sehingga tidak dioperasionalkan untuk proses belajar.
Kepala SDN Antasan Besar 7, Widarini mengatakan, sekitar 15 ruangan dari satu bangunan terpaksa tidak digunakan sejak 2018 lalu.
Kebijakan membuat, siswa harus belajar di kelas lainnya dengan cara berbagi shift dari pukul 7.30 hingga 13.00 Wita.
“Bagi kami yang penting anak tetap bisa belajar meskipun dengan cara bergantian yakni kelas 1,2 dan 3 belajar dari pukul 7.30 sampai 10.00, kemudian kelas 4,5 dan 6 hingga pukul 13.00,” ujarnya.
Widarini mengharapkan kondisi berbagi kelas itu tidak berlangsung lama dan pihak pemerintah bisa membangunkan gedung mengganti bangunan yang rusak itu.
“Saya harap 2023 tahun depan terealisasi pembangunan gedung. Karena kami sudah mengusulkan sejak 2018 hingga sekarang belum terealisasi,” cetusnya.
Salah satu guru SDN Antasan Besar 7, menyatakan, rusaknya bangunan tempat belajar itu berawal dari keretakan lantai yang diduga dampak dari pembangunan gedung Hotel Armani. Posisi hotel langsung berdekatan dengan satuan pendidik.
"Sempat mendapat bantuan, tambal sulam begitu, tapi lama kelamaan kondisinya memarah dan sejak 2018 satu persatu ruangan tidak kami gunakan hingga keseluruhan gedung. yah kami terpaksa berbagi kelas dengan cara shift,” pungkasnya.