Kalsel

Balitbangda Kalsel Kaji Rencana Pembangunan Kereta Bandara

apahabar.com, BANJARBARU – Pemprov Kalsel berencana membangun rel kereta api dari setiap kabupaten/kota menuju Bandara Internasional…

Featured-Image
Ilustrasi kereta api. Foto-Ist

bakabar.com, BANJARBARU – Pemprov Kalsel berencana membangun rel kereta api dari setiap kabupaten/kota menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin.

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kalsel sedang mengkaji rencana tersebut.

“Rencana rel kereta api segera kami lakukan kajian. Ada enam wilayah yang menjadi kawasan skala prioritas kajian,” ujar Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan Balitbangda Kalsel, Kemas A Rudi Indrajaya, Selasa (27/4).

Keenam wilayah tersebut yakni Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut (Tala), Barito Kuala (Batola), dan Tapin.

Dalam melakukan kajian, pihaknya akan melibatkan akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dinas Perhubungan Kalsel, dan Kementerian Perhubungan RI.

Sebelumnya, Pemprov Kalsel sedang mencari investor untuk menyokong pembiayaan dalam pembangunan rel kereta api menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor.

“Untuk membangun kereta bandara kita akan mencari investor swasta,” ucap Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira, Senin (26/4).

Untuk mengundang para investor, pihaknya akan melakukan kajian kereta bandara.

“Nanti, mereka yang membangun. Pemerintah hanya menyiapkan lahannya,” tambahnya.

Besarnya investasi yang diperlukan untuk membangun transportasi kereta api, membuat Pemprov Kalsel memilih menggarapnya secara bertahap. Rute arah Bandara Syamsudin Noor akan dibangun lebih dahulu.

“Nilai investasi kereta api ini Rp24 triliun, ini cukup mahal. Jadi kita dahulukan kereta bandara,” imbuhnya.

Dia mengatakan kawasan bandara diprediksi menjadi pusat perekonomian baru, sehingga lalu lintas di sekitarnya kemungkinan semakin padat.

“Kami memikirkan program jangka panjangnya. Sekarang memang jalan ke bandara masih belum padat, tapi 10 tahun ke depan kita tidak tahu. Kemungkinan akan macet apabila hanya mengandalkan alat transportasi di jalan,” ujarnya tadi.

Arus penumpang dan barang dari bandara ke depan, juga diprediksi semakin meningkat, sehingga memerlukan kereta api sebagai moda transportasi tambahan.

“Kalau tidak dirancang sekarang, khawatirnya sama seperti di Jakarta. Ketika sudah macet, baru berfikir kereta bandara. Kita tidak menginginkan demikian, kita harus berfikir lebih maju ke depan,” katanya.

Komentar
Banner
Banner