Buku Fossil Future

Bahan Bakar Fosil, Sumber Energi Berbiaya Paling Murah

Bahan bakar fosil atau fossil fuel merupakan energi berbiaya paling rendah yang tersedia untuk umat manusia.

Featured-Image
Bahan bakar fosil atau fossil fuel merupakan energi berbiaya paling rendah yang tersedia untuk umat manusia.

bakabar.com, JAKARTA - Bahan bakar fosil atau fossil fuel merupakan energi berbiaya paling rendah yang tersedia untuk umat manusia. Hal itu diungkapkan Ketua Green Press Indonesia IGG Maha Adi saat berbincang membahas buku Fossil Future, Jumat (21/7) melalui siaran langsung di akun youtube Re-Mark Asia.

"Energi fosil bisa bertahan karena bersifat ultra cost-effective energy source," katanya. 

Menurut Adi, seluruh kegiatan manusia sangat ditopang oleh kehadiran energi. Dengan energi, semua hal mulai dari pengembangan teknologi, kesenian, hingga kegiatan lainnya bisa dilakukan. Iu sebabnya, energi berperan penting dalam membantu perkembangan peradaban manusia.

Baca Juga: Bahan Bakar Fosil, Buku 'Fossil Future': Masa Depan Peradaban Manusia

Hal itu sejalan dengan isi buku Fossil Future karya pemerhati energi Alex Epstein. Dan sejauh ini, energi yang berasal dari fosil merupakan yang paling banyak digunakan.

Menurut penulis, Alex Epstein, tidak ada energi yang cost effective energy lebih rendah dibandingkan dengan energi fosil. Hal itu, ungkap IGG Maha Adi, tidak terbantahkan mengingat biaya energi efektif yang dihasilkan dari bahan bakar fosil jauh lebih rendah ketimbang energi terbarukan yang terbilang mahal.

"kalau kita bicara harga dan akses, kemampuan, kegunaan, energi fosil jauh lebih bisa diandalkan. Terkait kegunaan juga, fossil fuel bisa dipakai di banyak mesin. Bensin atau minyak tanah misalnya," jelas Adi.

Baca Juga: Bahan Bakar Fosil, Green Press: Berkontribusi Terhadap Pembangunan

Di luar itu, buku Fossil Future ternyata menolak pandangan para ahli dan pakar tentang bahan bakar fosil. Menurut Alex Epstein, pandangan mereka sarat akan nilai-nilai anti kemanusiaan.

Itu dibuktikan dari banyaknya media yang hanya mengutip komentar para ahli atau pakar yang berbicara tentang  dampak negatif dari energi fosil. Padahal, mengesampingkan keuntungan yang diberikan oleh energi fosil terhadap peradaban sebuah keniscayaan.

"Media memilih dengan sengaja para ahli yang membuat prediksi yang sangat salah tentang bahan bakar fosil, iklim, dan bahan terbarukan selama lima puluh tahun terakhir," tegas Adi mengutip dalam buku Fossil Future.

Editor
Komentar
Banner
Banner