bakabar.com, JAKARTA - Begadang hingga larut malam memang menyenangkan. Namun hal ini meningkatkan risiko terhadap diabetes.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Annals of Internal Medicine memperlihatkan hubungan antara kronotipe dan diabetes dengan orang yang suka begadang dan tidur larut malam. Hal ini menunjukkan risiko diabetes sebesar 72% selama delapan tahun penelitian.
"Orang yang tidur larut malam, kurang dari tujuh jam atau kelebihan tidur. Ditambah dengan pola makan yang buruk, kurang aktif secara fisik menjadi penyebab diabetes tipe 2," ujar Sina Kianersi, seorang peneliti.
Mengenal Kronotipe Tidur
Setiap orang memiliki jam tubuh internal, atau ritme sirkadian, yang mengatur pelepasan hormon melatonin untuk mendorong tidur. Kronotipe seseorang dianggap hal yang diturunkan, namun juga dapat diubah.
Setiap sel dalam tubuh memiliki ritme sirkadiannya sendiri, mulai dari bangun tidur, hingga rasa lapar, buang air dan sistem kekebalan tubuh. Ketika tidur mengganggu ritme tersebut, tubuh akan menjadi terganggu.
Jika seseorang sering bangun pagi, maka ritme sirkadian melepaskan melatonin jauh lebih awal dan memberikan energi untuk menjadi aktif di pagi hari.
Pada seorang anak, mereka yang bangun lebih pagi cenderung memiliki prestasi lebih baik dan lebih aktif sepanjang hari. Dan risiko penyakit kardiovaskular lebih kecil.
Sekresi (pelepasan) hormon bisa berubah akibat begadang, perubahan suhu tubuh, metaboisme ke arah negatif. Dan meningkatkan risiko diabetes, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Annals of Internal Medicine, diikuti sekitar 64 ribu perawat wanita, berusia 45 hingga 62 tahun. Menemukan bahwa begadang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, terutama pada perempuan dan lansia.
Dalam penelitian ini mencatat gaya hidup termasuk kualitas makanan, berat badan dan BMI, waktu tidur, perilaku merokok dan alkohol, aktivitas fisik dan riwayat keluarga.
Menemukan bahwa begadang dan gaya hidup tidak sehat memiliki risiko 54% terhadap diabetes. Dibandingkan mereka yang tidur lebih awal dan hidup sehat.
Para peneliti juga menemukan hubungan signifikan berkembangnya diabetes pada mereka yang bekerja di siang hari. Namun tidak menemukan hubungan untuk shift malam.
"Ketika kronotipe tidak sesuai dengan jam kerja, kami melihat peningkatan risiko diabetes disana," kata Tianyi Huang, asisten profesor di Harvard Medical School.
Untuk mengurangi risiko diabetes ini dapat mengurangi jumlah karbohidrat harian, berhenti merokok dan aktif berolahraga. Mengurangi begadang dapat membantu mendapatkan kualitas tidur yang baik.