bakabar.com, BANJARBARU – Pasca disorot Presiden Joko Widodo, pemerintah Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya menekan kasus stunting pada anak.
Salah satunya melalui program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) atau P2L (Pekarangan Pangan Lestari).
“Dinas Ketahanan Pangan termasuk bagian dari program untuk menekan angka stunting. Tahun ini diprioritaskan Tapin dan Tabalong,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel, Suparno melalui Kepala Seksi Konsumsi dan Pengembangan Pangan Lokal, Riza Rosadi kepada bakabar.com, Kamis (8/10).
Dua kabupaten tersebut ditunjuk dari hasil pemetaan daerah-daerah yang menjadi prioritas penanggulangan stunting.
Dinas Ketahanan dan Pangan sebagai fasilitator melakukan pembinaan kepada ribuan Kelompok Wanita Petani (KWT) yang tersebar di seluruh Kalsel.
“Pada prinsipnya setiap desa wajib ada kegiatan KRPL atau P2L supaya bisa mengurangi dan melakukan pengentasan stunting,” kata Riza Rosadi.
Tahun ini, disalurkan bantuan bagi 40 unit KWT yang masuk dalam program secara nasional yaitu anggaran Rp60 juta untuk tahap pertumbuhan.
Dana tersebut akan digunakan sebagai rencana belanja dalam program KRPL/P2L.
“Pada tahap pengembangan, tahun ini dapat tambahan sebesar Rp 15 juta. Untuk tahap pertumbuhan ada komponen yang harus dikelola yaitu kebun bibit, demplot dan pemanfaatan pekarangan,” ungkap Riza Rosadi.
Pada pengelolaannya, KWT harus menyuplai sekitar 10 ribu bibit dalam setahun untuk selanjutnya didistribusikan kepada anggota lain. “Kemudian pasca panen, kelompok bisa memasarkan hasilnya untuk dijual,” bebernya
KRPL/P2L juga menjadi program unggulan yang diusulkan dalam percontohan hubungan jaringan inovasi pelayanan publik (Hub-JIPP).
“Pada prinsipnya inovasi terus berjalan. Kita memfasilitasi apa yang menjadi keinginan masyarakat,” pungkas Riza Rosadi.