apahabar, PARINGIN - Pemerintah Kabupaten Balangan kian serius mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-18.
Terbaru, stimulus kepara pengumpul atau Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) diluncurkan. Bentuknya, pinjaman tanpa bunga.
Menurut Bupati H Ansharuddin kebijakan itu agar sirkulasi pembelian karet di tengah masyarakat tetap stabil.
Terlebih saat pandemi Corona ini banyak bermunculan isu tutupnya pabrik karet.
"Memang ada informasi, ada pembatasan penerimaan karet di pabrik, namun pabriknya tidak tutup. Untuk itulah, kita ambil kebijakan pemberian pinjaman kepada para petani ini berupa pinjaman tanpa bunga. Kita sudah siapkan anggaran sekitar puluhan miliar khusus untuk menjalankan kebijakan ini,” ujar Ansharuddin.
Melalui kebijakan itu diharap para pengumpul karet mempunyai tambahan modal. Sehingga pembelian di tingkat petani tetap stabil.
Lebih jauh, Pemkab akan mengandeng perbankan untuk melakukan realisasinya di lapangan.
Bukannya hanya sektor komoditi karet, menurut Ansharuddin, pihaknya juga meluncurkan stimulus bagi para pelaku UMKM yang juga berupa pinjaman tanpa bunga.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Balangan Rahmadi, menargetkan stimulus itu akan meluncur dalam sepekan ke depan.
Para UPPB dan juga pelaku usaha skala kecil perdagangan karet yang ada di Balangan yang akan menjadi sasaran program pinjaman tanpa bunga tersebut juga sudah didata.
Data yang ada, dari sebanyak 23 UPPB hanya sekitar 14 UPPB yang akan menjadi prioritas program itu.
"Inikan sifatnya bantuan pinjaman tanpa bunga, kita ingin yang menjadi sasaran nantinya juga harus mampu mengembalikannya. Makanya kita juga hati-hati dalam penyalurannya,” ujar Rahmadi.
Dari jumlah UPPB yang ada, ada seribu lebih petani yang tergabung. Sehingga dengan kata lain, dengan adanya program stimulus ini secara luas petani karet akan terbantu.
Bagi para petani karet yang tak tergabung dalam UPPB, kata dia, juga akan turut merasakan dampaknya kepada para pembeli atau pengumpul karet secara mandiri di luar UPPB.
"Makanya stimulus karet ini kita buka seluas-luasnya sesuai dengan anggaran yang tersedia,” ujarnya.
Terkait anggaran yang tersedia, lebih jauh Rahmadi ikut merincikan. Jika sebelumnya Rp13 miliar, ada perubahan perencanaan berdasarkan skala prioritas dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID- 19 menjadi Rp 7,135 miliar.
Dari Rp 7,135 miliar itu, di mana Rp 7 miliar di antaranya untuk stimulus. Sisanya berupa bantuan bibit sayur ke masyarakat.
“Dengan kebijakan ini para pengumpul karet mempunyai tambahan modal sehingga pembelian di tingkat petani tetap stabil,” imbuhnya. (*)
Reporter: Ahc24
Editor: Fariz Fadhillah