Hot Borneo

Arkeolog Ungkap Sejumlah Kejanggalan Temuan Benda Antik di Sungai Rangas Martapura

Peneliti Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hartatik mengatakan beberapa kejanggalan penemuan.

bakabar.com, BANJARBARU - Setelah heboh dengan temuan benda antik di Sungai Rangas Tengah oleh Masroni (warga setempat), Arkeolog mengungkap sejumlah kejanggalan penemuan objek diduga cagar budaya (ODCB) itu, Jumat (16/12).

Peneliti Arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hartatik mengatakan beberapa kejanggalan penemuan.

Pertama, lokasi temuan merupakan bagian tepi sungai yang setiap hari digunakan oleh masyarakat untuk mandi. Bahkan sempat beberapa kali mengalami pendangkalan, tetapi tidak pernah kelihatan tanda-tanda keberadaan keramik atau senjata logam seperti yang ditemukan tersebut.

Kedua, jika temuan ODCB tersebut terbawa arus sungai dari hulu, posisi temuan akan tersebar acak dalam kondisi pecah atau retak. Namun, ujar hartatik, benda itu ditemukan berdekatan dalam kondisi utuh.

Hartatik menyebut, ada satu piring warna biru dalam kondisi retak dengan bekas sambungan yang rapi.

"Berdasar pengalaman di lapangan, tidak ada piring pecah yang kemudian disambung dan digunakan kembali, karena umumnya si pemiliknya orang kaya yang tidak akan menggunakan barang rusak," katanya.

Baca Juga: Heboh Temuan Barang Antik, Bagaimana Cara Mengenalinya?

Ketiga, piring warna hijau yang meniru jenis piring giok yang bagian tepinya diberi list anyaman rotan. Kondisi rotan masih bagus dan tidak lapuk.

Logikanya, rotan merupakan bahan organik yang akan lapuk atau hancur jika terendam air cukup lama. Hal tersebut menunjukkan bahwa piring tersebut belum lama berada di dalam sungai.

Keempat, bagian belakang dua piring dengan hiasan kaligrafi terdapat gantungan kawat. Kondisi kawat masih cukup bagus.

Kawat kata dia, merupakan material logam yang mengandung besi sehingga akan mengalami karat dan rapuh apabila terendam dalam air cukup lama.

"Kondisi kawat yang masih cukup bagus dan utuh menunjukkan bahwa benda tersebut baru saja berada di dalam sungai," papar Hartatik.

Kelima, temuan tiga senjata berupa samurai, pedang pendek, dan golok berbahan logam, ketiganya dalam kondisi cukup bagus tanpa karat maupun keropos.

Logika dan pengalaman lapangan menunjukkan bahwa benda logam akan mengalami korosi atau karat jika berada dalam air karena air mengandung oksigen (H2O) yang tinggi.

Disimpulkan bahwa senjata tersebut belum lama berada di dalam air.

Keenam, bentuk senjata samurai dan golok di Sungai Rangas sangat tipis dan lentur. Bentuk senjata yang lentur tidak pernah ditemui dalam senjata kuno di mana pun. "Baik di Jepang maupun Indonesia," imbuhnya.

Data lapangan menunjukkan bahwa bentuk tersebut marak pada masa kini dan sebagai salah satu modus sindikat barang antik palsu atau tiruan.

Barang tersebut buatan lokal (Tulung Agung, Jatim) atau Kerawang, Jawa Barat dan banyak dijual di pasar barang antik lokal.

Ketujuh, proses penemuan 18 benda tersebut hanya memerlukan waktu selama 2 hari di lokasi yang berdekatan.

Baca Juga: Soal Temuan Benda Antik di Sungai Rangas Banjar Dipercaya Punya Keistimewaan, Ini Kata MUI

Terakhir, tidak ada data riwayat atau sejarah yang berkaitan dengan kebudayaan, pendidikan, perekonomian atau perdagangan maupun penyebaran agama di sekitar lokasi tersebut.

Pihaknya pun menyimpulkan berdasarkan analisis artefaktual dan kejanggalan-kejanggalan kontekstual dari benda yang ditemukan tidak layak masuk cagar budaya.

Karena tidak mempunyai otentisitas atau keaslian objek, umur di bawah 50 tahun. Kemudian tidak mempunyai masa, gaya, dan konteks yang jelas.

"Dan tidak mempunyai nilai penting bagi sejarah, kebudayaan, pendidikan, maupun perkembangan agama," tandasnya.

Awal penemuan benda yang sebelumnya sempat diyakini warga peninggalan kerajaan itu ditemukan oleh Masroni di aliran sungai.

Masroni mengaku menemukan keramik-keramik di Sungai Martapura yang berada di depan rumahnya pada hari 10 Desember 2022 sekitar pukul 17.00 Wita.

Waktu itu dirinya sedang mandi, ketika mau naik ke tangga sungai, dirinya menginjak benda keras. Karena penasaran kemudian dia menyelam dan kemudian menemukan sejumlah keramik berbentuk guci kecil, piring, dan mangkok.

Tak berselang lama, penduduk sekitar juga menemukan golok dan samurai di lokasi yang berdekatan dengan temuan keramik. Temuan-temuan tersebut kemudian disimpan di rumah. Dari pengamatan tim, ada 15 benda berbahan keramik dan 3 senjata.

Editor


Komentar
Banner
Banner